Sambut Ramadhan dan Memahami Peristiwa di Dalamnya

Sambut Ramadhan dan Memahami Peristiwa di Dalamnya
Sarwan Kelana

Oleh : Sarwan Kelana

“Hai orang-orang yang beriman,di wajibkan a atas kamu berpuasa sebagai mana yang telah di wajibkan atas orang-orang sebelum kamu aga kamu bertaqwa” (QS Al-Baqoroh:183)

Marhaban ya Ramadhan, hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Mari kita bertanya kepada diri kita ini apakah sudah ada perubahan menuju yang lebih baik?

Jagan sampai puasa tahun ini sama dengan puasa yang telah lalu. Pertanyaan ini dapat kita jawab dari sudut pandang manapun yang kita mau, tapi yang jelas kita sendirilah yang bisa menjawabnya. Sudah tidak terasa besok kita masuk kedalam bulan yang penuh Barokah, bulan yang penuh Makfiroh, dan bulan yang penuh dengan ampunan dari Allah SWT.

Oleh karena itu, selaku umat muslim mari kita sambut kedatangan bulan ini dengan penuh kegembiraan. Sebagai mana hadits di bawah ini:

"Diriwayatkan dari Urfujah, ia berkata: Aku berada di tempat 'Uqbah bin Furqad, maka masuklah ke tempat kami seorang dari Sahabat Nabi saw. Ketika Uqbah melihatnya, ia merasa takut padanya, maka ia diam. Ia berkata:  Maka ia menerangkan tentang puasa Ramadhan, Ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda tentang bulan Ramadhan: Di bulan Ramadhan ditutup seluruh pintu Neraka, dibuka seluruh pintu Jannah, dan dalam bulan ini Setan dibelenggu. Selanjutnya ia berkata: Dan dalam bulan ini ada malaikat yang selalu menyeru: Wahai orang yang selalu mencari beramal kebaikan bergembiralah anda, dan wahai orang-orang yang mencari atau berbuat kejelekan berhentilah (dari perbuatan jahat). Seruan ini terus didengungkan sampai akhir bulan Ramadhan." (Riwayat Ahmad dan Nasai)

Saudaraku se-Islam, dalam hadis di atas jelas menerangkan kepada kita semua, bahwa begitu Mulianya bulan Ramadhan, sehinga pintu Neraka ditutup dan pintu Surga dibuka, setan-setan dibelenggu.

Bahkan malaikat pun menyeru kepada orang yang selalu berbuat kebaikan, agar selalu mengerjakannya. Dan menyeru kepada orang-orang yang sering mengerjakan kejahatan agar dalam bulan ini dapat meningalkannya berhenti dari kejahatan itu.

Tatkala Baginda Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam, berhijrah ke Madinah dan Madinah menjadi Negara Islam, maka turunlah aturan syariat secara berkelanjutan. Dalam ayat-ayat terdahulu mengandung hukum qishash, wasiat, dan Muraqabatullah, yang merupakan realisasi dari hal itu. Diatara yang paling agung dari kepemilikan takwa yang terdapat pada diri seorang mukmin adalah shaum (puasa). Oleh karena itu, Allah SWT, menurunkan kewajiban shaum pada tahun kedua Hijriyah, dia memanggil mereka dengan atas nama Iman:

“Hai orang-orang yang beriman, dan memberitahu mereka Dia mewajibkan atas mereka shaum sebagai iman telah diwajibkan atas umat-umat terdahulu sebelum mereka dengan Firmannya" QS: Al-Baqoroh: 183 (Tafsir Al-aisar,Halaman 284)
 
Peristiwa yang terjadi di dalamnya:

Di bulan Ramadhan Al Qur'an di turunkan. Dialah wahyu Allah yang menjadi petunjuk hidup manusia. Dialah mu'jizat yang dianugerahkan Allah kepada manusia. Tanggal 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijrah, hari Jum'at pagi, terjadi peperangan Badr al-Kubra. Sebuah perang besar terbuka yang pertama kalinya terjadi antara kaum Muslimin melawan kaum musyrik. Pertempuran terjadi di sebuah lembah di dekat kota Madinah, yaitu di Badr. Kekuatan kaum Muslimin waktu itu, sekitar 300 orang, setiap dua orang satu unta. Sedangkan kekuatan kaum kafir sekitar 1000 orang dengan perincian 700 orang naik unta dan lebih dari 100 orang adalah pasukan berkuda. Berarti satu orang Muslim harus menghadapi 3 lawan. Pertempuran dimenangkan oleh kaum Muslimin dengan gilang-gemilang.  
 
Tanggal 18 Ramadhan tahun ke-8 Hijrah Rasulullah bersama 12 000 kaum Muslimin bertolak dari Madinah menuju Makkah untuk membebaskan Makkah. Peristiwa bebasnya kota Makkah terkenal dengan sebutan Futuh Makkah. Pembukaan kota Makkah menandai sebuah era baru di dalam Islam, setelah sebelumnya kaum Muslimin selalu disiksa, ditindas, bahkan terakhir dikepung oleh pasukan Ahzab (sekutu) selama berminggu-minggu di Madinah. Era baru yang dibangkitkan oleh Rasulullah dengan perang Ahzab dengan sabdanya,"Kaum Quraisy tidak akan berani mendatangi (menyerang) kamu sesudah tahun ini, telah lenyap musnah kekuatan mereka, dan mereka tidak akan memerangi kita sesudah hari ini, dan sekarang giliran kita akan memerangi mereka, Insya Allah."
 
Bulan Ramadhan tahun ke-91 Hijrah, kaum Muslimin di bawah pimpinan panglima Thariq bin Ziad membuka Andalusia (Spanyol). Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Futuh Andalusia. Thariq bin Ziyad menyeberangi selat antara Afrika dan Eropah atas perintah Musa bin Nushair penguasa Islam kala itu. Ketika pasukan Islam sudah sampai di seberang, diperintahkannya agar kapal-kapal perang Islam dibakar. Kemudian ia berpidato didepan pasukannya :„Musuh di depan kalian. Apabila kalian mundur, maka lautan dibelakang kalian.." Agaknya langkah yang beliau ambil dalam membangkitkan semangat kaum muslimin sangat tepat. Tidak ada lagi jalan untuk mundur. Yang ada hanyalah berjuang sekuat tenaga dan mengharap pertolongan Allah. Berturut-turut kota demi kota jatuh ke tangan kaum Muslimin. Akhirnya pada bulan Ramadhan jatuhlah Andalusia ke tangan kaum Muslimin. Sejarah mencatat bahwa di kemudian hari Andalusia menjadi pusat ilmu pengetahuan dan menjadi mercu peradaban manusia di zamannya. Kemajuan teknologi yang diperoleh orang-orang Eropah zaman sekarang hanyalah merupakan perpanjangan teknologi umat Islam masa silam.  
 
Futuh bilaad Al-Ghaal (dibukanya daerah Ghaal" atau dalam bahasa Perancis pays des Gualles). Jatuhnya daerah Ghaal yang sekarang letaknya di Perancis juga terjadi di bulan Ramadhan. Peristiwa ini terjadi di zaman Islam di Andalusia.
 
Ma'rakah 'Ainu Jaaluut (perang 'ainu jaaluut). Peperangan ini terjadi dengan latar belakang jatuhnya Daulah Abbasiyyah. Kala itu pasukan Tartar (Mongol) yang ganas mengirim ekspedisi ke arah barat. Ketika sampai di daerah kekhalifahan Abbasiyyah terjadilah pengacauan-pengacauan sampai akhirnya mereka bergerak menuju Baghdad. Baghdad yang kala itu merupakan pusat intelek berhasil mereka hancurkan. Khalifah beserta segenap keluarganya mereka bunuh. Buku-buku perpustakaan di Baghdad mereka tenggelamkan di Sungai Tigris untuk membuat jembatan penyeberangan. Dalam sejarah digambarkan betapa air sungai Tigris kala itu berwarna kehitam-hitaman karena terlalu banyaknya tinta yang larut. Demikianlah akhir dari sebuah peradaban modern Islam di Baghdad. Pasukan Mongol terus bergerak ke barat menuju Syams (sekarang meliputi Syria, Palestina, Yordania, Libanon). Umat Islam tidaklah tinggal diam membiarkan orang-orang kafir merobek-robek kemuliaan umat. Penguasa Mesir kala itu Sa ifuddin Quths menggerakkan pasukan Islam menuju Syams untuk menghalang orang-orang Mongol. Seorang tokoh penting yang sangat berpengaruh membentuk kepribadian Quths adalah seorang ulama yang bernama Al-'Izz bin 'abdis Salaam. Beliaulah yang mentarbiyyah (membina) Saifuddin Quths menjadi seorang berkepribadian islami. Dua buah pasukan besar tersebut akhirnya bertemu di sebuah tempat yang bernama 'Ainul Jaaluut (letaknya di Palestina). Sejarah akhirnya mencatat bahwa di'ainul Jaaluut-lah akhirnya ekspansi pasukan Tartar dipatahkan oleh kaum Muslimin.
 
Saudaraku seislam, semoga goresan tinta ini dapat membawa kita menjadi perubahan yang lebih baik. Sebelum masuk  bulan Ramadhan, mari kita buka hati lapang-lapang untuk memaafkan kesalahan orang-orang yang  ada pada diri kita,jadilah kita orang yang pemaaf. Lebih dan kurang saya mohon ma’af, yang benarnya datang dari Allah dan yang salah datangnya dari diri saya ini. Tak ada gading yang tak retak.***

Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau dan Perintis Komunitas Pena Kelana Riau serta pengurus Forum Lingkar Pena (FLP)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index