Riauaktual.com - Perempuan itu keluar rumah sakit dengan wajah berseri-seri. Walau masih batuk, hasil pemeriksaan menyatakan dia sudah negatif virus corona.
Perempuan itu berusia 40 tahun. Bekerja sebagai pemandu wisata di Wuhan, China. Dia diketahui terinfeksi virus pada 29 Januari 2020. Pengemudi bus itu juga didiagnosis mengidap virus itu.
"Kasus ini adalah pertama kalinya. Seorang pasien tampaknya sembuh dari virus kemudian positif lagi," kata seorang pejabat lokal di Osaka.
Setelah keluar dari rumah sakit, dia dites negatif untuk virus pada 6 Februari. Namun, saat itu dia masih batuk pada saat itu.
Dia tidak memiliki gejala sepekan kemudian. Tetapi kembali ke dokter pada 21 Februari. Dia mengeluhkan sakit tenggorokan dan dada.
Namun demikian, sejak lama dia telah menyarankan kepada para pelatih agar tidak mengajarkan teknik itu ke anak-anak di bawah usia 12 tahun.
Selain karena secara fisik belum mumpuni, juga bisa menimbulkan trauma.
"Usia-usia itu kalau kita berikan hal-hal yang bikin trauma, akhirnya kita kehilangan potensi (pemain sepakbola) jadinya. Contoh, ada anak bagus disuruh latihan heading, sakit dia, nggak mau main bola. Siapa yang rugi?" ujar Indra Sjafri.
Dia berkata, khusus anak di usia enam sampai delapan tahun cukup dikenalkan dengan permainan sepak bola. Baru ketika umur menginjak 12-16 tahun bisa diajari teknik menanduk bola atau heading. Itupun, bola khusus anak-anak.
"Bisa pakai bola yang tidak keras, karena yang diajari kan tekniknya saja."
Manajemen Sekolah Sepak Bola (SBB) Camp 82 Jakarta, Rahmawati, mengatakan gaya menanduk bola tidak lagi diajarkan untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun sejak ada larangan di berbagai negara dan lahirnya Filosofi Sepak Bola Indonesia (Filanesia) oleh PSSI dan dituangkan dalam buku Kurikulum Pembinaan Sepak Bola Indonesia pada November 2017.
Dalam kurikulum itu dikelompokkan beberapa fase latihan berdasarkan umur.
Untuk anak-anak usia enam sampai sembilan tahun disebut sebagai fase pengenalan, lalu fase pengembangan skill di rentang usia 10 sampai 13 tahun. Terakhir usia 14 sampai 17 tahun merupakan fase permainan.
"Dulu kan belum ada larangan, tapi karena ada perkembangan baru distop. Kalau dulu-dulu justru lebih keras latihannya daripada yang sekarang," tutur Rahmawati.
Di bawah naungan sekolah ini, ada 150-an anak yang dididik oleh lima pelatih profesional.
Ratusan anak itu kebanyakan berusia 12-13 tahun dan mulai diajari penguasaan bola.
Sedangkan untuk anak umur lima sampai 12 tahun hanya dikenalkan pada permainan sepakbola.
"Kalau 12 tahun, kita asumsikan dia sudah paham teknik dasar jadi sudah main ball possession."
Sumber: BBC Indonesia
