Waduh! Jenis Radioaktif di Perumahan Tangsel Setara Chernobyl, Mematikan!

Waduh! Jenis Radioaktif di Perumahan Tangsel Setara Chernobyl, Mematikan!
Ilustrasi radioaktif

Riauaktual.com - Di Perumahan Batan Indah, Tangerang Selatan, Banten, ditemukan adanya kenaikan paparan radiasi pada 7-8 Februari 2020.

Yang cukup mengejutkan adalah, jenis radioaktif yang ditemukan itu sama dengan radioaktif yang bocor di Chernobyl, Rusia tahun 1986 dan Fukushima, Jepang tahun 2011.

Demikian disampaikan ahli nuklir Indonesia dari Universitas Gadjah Mada, Yudi Utomo Imardjoko dalam keterangannya, Jumat (14/2/2020) malam.

Karena itu, penanganannya atau dekontaminasi terhadap radioaktif itu harus dilakukan dengan cara yang sama di dua kota tersebut.

Tanah yang terkontaminasi diambil dan disimpan dalam karung selama 30 tahun.

Yudi menyatakan, sumber radioaktif tersebut bernama Caesium137 dengan umur radiasi 30 tahun dan memancarkan sinar gamma.

“Sinar gamma mudah menembus tanah dan larut dalam air tanah. Kalau kena manusia atau makhluk hidup, ikut air atau tertelan, bisa mematikan,” ungkapnya.

Karena itu, tindakan dekontaminasi pun harus secepatnya dilakukan.

Caranya, dengan mengganti tanah yang tercemat zat radioaktif dan mengamankannya, lalu menggantinya dengan tanah yang belum tercemar.

“Tanah yang tercemar dimasukkan dalam karung disimpan selama 30 tahun,” jelasnya.

Imuwan pencipta bateri nuklir yang dapat bertahan sampai 80 tahun ini menyebut, metode dekontaminasi ini sepintas terlihat merepotkan.

“Karena kontaminasinya sama dengan yang di Chernobyl dan Fukushima,” katanya.

Sebelumnya, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menemukan penyebab naiknya paparan radiasi di perumahan tersebut diduga bersumber dari sebuah serpihan.

“Setelah pengangkatan serpihan sumber radioaktif tersebut dan dilakukan pemetaan ulang, ditemukan bahwa laju paparan mengalami penurunan, namun masih di atas nilai normal,” ungkap Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten Indra Gunawan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/2).

Menurut Indra gunawan, usai mengambil tanah untuk dianalisis, hasilnya ditemukan bahwa paparan radiasi karena adanya kontaminasi yang bersifat menyebar di lingkungan perumahan.

Foto: cnbcindonesia.com

Pihaknya pun melakukan dekontaminasi dengan mengeruk tanah yang diduga terkontaminasi, pemotongan pohon yang diduga terkontaminasi.

Materi tersebut kemudian diambil dan dikirim ke PTLR-Batan untuk diolah lebih lanjut.

Laju paparan diketahui mengalami penurunan setelah proses dekontaminasi, meski masih di atas normal.

“Untuk alasan keselamatan, warga diimbau tidak memasuki lokasi terdampak kontaminasi hingga batas trotoar dan lapangan voli,” demikian Indra.

 

 

 

Sumber: pojoksatu.id

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index