Saksi Kaget, Pembeli Nasi Goreng Tak Merasa Sakit Saat Dicelurit Begal

Saksi Kaget, Pembeli Nasi Goreng Tak Merasa Sakit Saat Dicelurit Begal
Cuplikan rekaman CCTV aksi begal ponsel di Depok, Jawa Barat. Foto: Ist/Kriminologi.id

Riauaktual.com - Ari Rama Dhana (29) terkejut melihat Syaifullah Abdurrhaman Effendy (22) seperti tidak merasakan sakit setelah dibacok celurit berukuran besar oleh salah satu dari tiga pemuda yang diduga begal pada Selasa dini hari, 24 April 2018

Sebelum dibacok, Syaifullah sedang menunggu pesanan makanan dari lapak nasi goreng milik Carmun yang berada di samping Transmart Pancoran Mas, Depok.

Ari Rama Dhana merupakan salah satu saksi yang meneriaki dan berani mengejar ketiga pemuda yang menyerang Syaifullah tersebut.

Ditemui Kriminologi.id, Kamis, 26 April 2018, Ari yang tinggal di dekat Pasar Sarikaya Jalan Dewi Sartika tersebut kerap berdagang pecel lelepada malam hari ketika pelataran parkir di depan ruko-ruko sekitar mall Transmart sudah sepi.

Lokasi tenda pecel lele keluarga Ari terletak sekitar 50 meter ke arah timur dari lokasi pembacokan Syaifullah.

Beberapa saat sebelum Syaifullah dibacok, Ari kala itu kebetulan sedang duduk di kursi plastik depan tenda pecel lelenya, menghadap ke arah jalan. Oleh karena itu, Ari bisa langsung menyadari ketika ada kendaraan yang datang melewati Jalan Dewi Sartika.

"Posisi waktu itu saya emang lagi duduk depan tenda pecel, ngadep ke jalan, sambil megang HP sambil main Mobile Legend. Tapi kalo ada mobil sama motor sih ya langsung keliatan," imbuh Ari.

Saat itu, menurut Ari, ada tiga pemuda mengendarai motor mendatangi Syaifullah yang kala itu sedang menunggu pesanan nasi goreng buatan Carmun.

Ari semakin terkejut ketika salah satu dari ketiganya mengeluarkan celurit berukuran cukup besar.

"Bener juga kan kata saya mereka emang begal geng motor kali, satu orang ngeluarin celurit lumayan gede. Waktu itu engga ada yang ngelihat, soalnya pada sibuk dagang sama main HP, sih. Yang pada main HP fokus ke HP yang dagang juga sibuk bikin makanan," ujar Ari.

Ternyata, satu pemuda bercelurit tersebut hendak membidik Syaifullah yang kala itu juga sedang sibuk memainkan HP nya. Dari kejauhan, Ari melihat pelaku sedang menodongkan celurit ke badan Syaifullah.

Tidak lama kemudian, sempat terjadi pergumulan antara pelaku dan Syaifullah.

"Saya lihat di nasgornya mas Carmun ada dua orang, satu lagi makan, satunya lagi maen HP, nah yang bawa celurit dateng ke yang lagi main HP sambil nodong celuritnya, terus dilingkarin ke perutnya. Saya lihat dari kejauhan yang bawa celurit kayaknya mau ngerampas HP nya, tapi yang megang HP engga mau ngasih malah narik HP nya ke belakang, eh celuritnya disabetin ke perutnya," ujar Ari.

Setelah berteriak, suasana di sekitar lokasi kejadian langsung ramai. Sementara itu, karena tidak sempat mengejar para pelaku, Ari berbalik badan dan mendekati Syaifullah. Pada saat itu juga, Ari langsung menanyakan kondisi Syaifullah.

"Karena begal udah kabur semua saya samperin korbannya. Saya tanya, 'kenapa tadi engga teriak, kok diem aja?'. Eh dia jawabnya, 'takut bang, lagian belum terlalu kerasa juga sabetannya, kalau saya teriak takutnya saya malah diabisin (dibacok),' Gitu kata dia," ujar Ari menceritakan perbincangannya dengan Syaifullah saat itu.

Ketika Syaifullah memperlihatkan luka bacokannya, Ari terkejut melihat luka bacokan di perut bagian kiri dan dada Syaifullah cukup besar.

Tanpa menunggu waktu lama, Ari langsung mengajaknya ke Klinik 24 Jam Bahar Medika yang terletak tidak jauh dari lokasi kejadian.

"Pas saya lihat perut sama dadanya ya kaget juga, darahnya udah ngucur tapi dia enggak kelihatan sakit atau gimana gitu, padahal sobekannya gede. Apalagi (luka) di perut lumayan gede. Saya langsung ajak ke Klinik Bahar, tadinya mau naik motor, tapi karena emang deket banget jadinya jalan kaki, tapi anehnya dia kuat jalan kaki ke klinik," ujar Ari.

Ketika mendatangi Klinik Bahar Medika, pihak klinik menolaknya dan merekomendasikan agar Syaifullah dibawa ke Rumah Sakit Bhakti Yudha. Ari yang semakin panik kemudian mengambilnya motornya terlebih dahulu dan segera mengantarkan Syaifullah ke Bhakti Yudha yang terletak di Jalan Raya Sawangan, sekitar 1-2 kilometer ke arah barat lokasi kejadian.

"Pas nyampe di klinik (Bahar Medika) eh dokternya bilang katanya ini korban harus dibawa ke Bhakti Yudha. Saya jadi panik, saya ambil dulu motor terus boncengin dia ke arah rumah sakit," ujar Ari.

Selama perjalanan menuju Rumah Sakit Bhakti Yudha, Syaifullah tidak berkata apa-apa. Sejurus kemudian, Ari menganjurkan Syaifullah untuk menghubungi pihak orang tuanya.

"Pas jalan dia juga engga ngomong apa-apa, saya sih tancep gas aja daripada dia kenapa-kenapa takut kehabisan darah. Saya suruh dia telepon orang tuanya, biar dateng ke Bhakti Yudha," ujar Ari.

Setibanya di IGD Rumah Sakit Bhakti Yudha, Ari semakin panik ketika salah satu petugas IGD menyatakan bahwa Syaifullah harus dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati.

"Saya tambah panik, pas nyampe IGD eh perawatnya bilang harus dirujuk ke Fatmawati (RS), ya saya makin bingung," ujar Ari.

Di tengah kebingungan tersebut, lima polisi dari Polsek Beji mendatangi IDG Rumah Sakit Bhakti Yudha untuk membantu.

"Enggak lama kemudian dateng polisi, lima orang, bawa mobil, katanya sih dari Polsek Beji. Saya engga tahu siapa yang ngelaporin, kayaknya orang-orang yang ada di pos ojeg deket toko elektroniknya koh Ayun, kan tadinya pada disitu," tutup Ari.

 

Sumber : kriminologi.id

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index