Riauaktual.com - Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono memantau langsung kondisi harimau sumatera, Bonita, yang sudah berada di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD), Sumatera Barat (Sumbar).
"Saya sudah kesana melihat kondisi Bonita. Dipantau 12 jam karena tak mau makan. Lalu, dilakukan tindakan medis Yayasan Arsari, drh Andita Septiandini," tutur Suharyono, Selasa (24/4).
Dia mengatakan, setelah dilakukan pemeriksaan ternyata Bonita yang menewaskan dua orang warga ini mengidap penyakit Tumor.
"Ada tumor lemak di bawah kulit di perut sebelah kanan berukuran 4 sentimeter," ujar Suharyono.
Selanjutnya, tim medis mengangkat tumor tersebut dan memberikan vitamin serta infus agar Bonita kembali sehat.
- Baca Juga Riau Jadi Tulang Punggung Migas Sumbagut
Suharyono menyebutkan, Bonita saat ini menjalani proses observasi dan meneliti tentang perubahan tingkah laku.
"Observasi dilakukan sekitar dua bulan plus meneliti tingkah lakunya. Karena sebelum dievakuasi, Bonita dekat dengan manusia dan tidak takut sama kendaraan. Ini yang menjadi suatu yang menarik untuk diteliti," ungkap Suharyono.
Harimau Bonita ditangkap Jumat (20/4) lalu dengan cara ditembak bius oleh tim medis. Selanjutnya, Tim gabungan BBKSDA Riau, Polisi, TNI, WWF dan perusahaan mengevakuasi Bonita.
Sebelumnya, Bonita menerkam Jumiati dan Yusri Effendi di perkebunan kelapa sawit PT THIP.
Setelah menerkam dua warga, Bonita kerap muncul di perkebunan kelapa sawit yang membuat masyarakat resah. Selain tidak beraktivitas di hutan, anak-anak juga diliburkan sekolah. (IG)
