Riauaktual.com - Putra dalang kelompok teroris Osama bin Laden menyerang hubungan mesra Arab Saudi dengan Amerika Serikat (AS). Lewat sebuah video, Hamza bin Laden, menyerukan penggulingan monarki Saudi.
Dalam video tersebut, Hamza membahas pertemuan yang terjadi antara Presiden AS Frankli Roosevelt dengan Ibnu Saudi, ayah dari Raja Saudi saat ini, pada medio 1945. Ini adalah pertama kalinya seorang presiden AS bertemu dengan Raja Saudi.
Menurut Hamza bin Laden, pertemuan itu menetapkan ketergantungan Arab Saudi pada AS dan mengizinkan pendudukan tanah Muslim oleh orang-orang kafir dan tentara salib.
"Pertemuan Abd al Aziz dengan Roosevelt tidak biasa tetapi merupakan pertemuan berbahaya dan menentukan yang menyeret Umat Islam ke dalam bencana dan bencana," kata Hamza dalam sebuah video, yang dirilis situs pemantau kelompok radikal oleh SITE Intelligence Group.
“Ibn Sa'ud setuju untuk mengizinkan kapal-kapal Amerika, dan dalam menggunakan pelabuhan-pelabuhan Tanah Dua Tempat Suci sebagai pangkalan udara Amerika yang besar, dan menjadi wilayah bagi tentara Amerika untuk jangka waktu lima tahun," sambungnya.
“Jadi, Roosevelt dan Ibn Sa'ud menetapkan dasar-dasar hubungan Saudi-Amerika, yang berlanjut hingga hari ini, dan yang telah menyebabkan pendudukan Tanah Dua Tempat Suci, dan masuknya unit-unit tentara dan batalyon, dan yang berpartisipasi dalam pembunuhan ratusan ribu Muslim di wilayah ini,” tukas Hamza seperti dikutip dari Newsweek, Selasa (3/4/2018).
Dalam video tersebut, yang diterbitkan oleh Yayasan Media Sahab al-Qaeda, Hamza bin Laden mengutip dokumen Departemen Luar Negeri sebagai bukti kekuatan aliansi AS-Saudi. Video tersebut tidak menyebutkan keadaan hubungan AS-Saudi saat ini secara langsung, tetapi Hamza mengatakan bahwa putra dan cucu Ibnu Saud masih berjalan di jalur yang sama dengan ayah mereka.
Para ahli mengatakan video ini adalah tanda bahwa Hamza mengikuti jejak ayahnya.
"Hamza akan kembali ke buku pedoman yang sudah dicoba dan benar yang dipelopori oleh ayahnya. Keluarga kerajaan Saudi memerintah atas dua kota tersuci dalam Islam, dan menikmati legitimasi luar biasa di kalangan umat Islam. Seperti yang diketahui oleh Osama bin Laden, cara terbaik untuk menyerang mereka adalah dengan mengikat mereka ke Amerika Serikat, yang sering dilihat sebagai musuh Islam," kata Chris Meserole, seorang ahli Timur Tengah di Brookings Institution.
"Sekarang Mohammad bin Salman telah berdamai dengan pemerintah Trump, Hamza membuat ayahnya bangga dengan mencoba menggunakan hubungan Saudi-AS terhadapnya," imbuhnya.
Putra Mahkota Saudi saat ini sedang dalam perjalanan ke AS, di mana dia bertemu dengan berbagai pemimpin politik dan berjanji untuk membeli lebih banyak peralatan militer dari AS. (Wan)
Sumber: Sindonews.com
