Riauaktual.com - Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono mengatakan, upaya penyelamatan harimau sumatera di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) sudah berlangsung sekitar 60 hari.
Upaya penyelamatan dilakukan dengan beberapa cara, mulai dari pemasangan box trap hingga menurunkan pawang dari Aceh.
Pada kali ini, pihak BBKSDA Riau telah mengirimkan lima orang dokter hewan ke lokasi untuk melakukan pembiusan.
"Sudah berbagai upaya kita lakukan. Untuk saat ini akan kita bius," ujar Suharyono.
Pembiusan terhadap harimau sumatera tersebut, bukanlah dilakukan dengan cara penembakan. Tetapi, tim medis membuat umpan yang dicampur dengan zat adiktif.
"Tim rencananya membuat harimaunya 'mabuk' atau 'melayang'. Setelah itu baru disuntik bius," jelas Suharyono.
Dia menegaskan, upaya penangkapan harimau tersebut dilakukan dengan cara tidak melukai atau membuat mati.
"Kita sebetulnya melakukan observasi atau penyelamatan. Setelah itu kita evakuasi ke habitatnya. Jangan sampai terjadi seperti di daerah lain, yang menangkap harimau dengan cara menyakiti atau sampai membunuhnya. Ini yang kita hindari," terang Suharyono.
Dia mengaku, pergerakan harimau yang sering muncul dihadapan manusia itu diamati secara terus menerus.
Bahkan dari hasil perjumpaan, harimau yang memangsa Jumiati adalah Bonita. namun, di lokasi tersebut lebih dari satu ekor harimau sumatera.
"Dari hasil identifikasi 'loreng', lebih dari satu ekor harimau yang ditemukan. Namun yang sering muncul ini adalah Bonita," kata Suharyono.
Namun, dia menyebutkan bahwa Bonita telah mengalami perubahan tingkah laku. Perubahan itu diantaranya, tidak takut dengan manusia maupun kendaraan bermotor.
Diberitakan sebelumnya, seorang karyawan perusahaan bernama Jumiati, tewas diterkam harimau pada awal Januari 2018. Akibat dari kejadian itu, membuat warga setempat cukup resah.
Dan setelah kejadian itu juga, binatang buas yang disebut 'Datuk' oleh warga Riau, telah diupayakan untuk ditangkap, namun belum berhasil. Sehingga, saat ini harimau keluar masuk dari semak ke pemukiman warga. (IG)
