PEKANBARU (RA) - Tanpa canggung, meski bau sengit kotoran kambing menyengat hidung, Walikota Pekanbaru H Firdaus ST MT, Jum'at (8/3/2013) tidak sungkan langsung masuk ke pekarangan kandang kambing. Kali ini kelompok peternak kambing yang mendapat kunjungan Firdaus adalah peternak kambing Umban Sari Rumbai. Firdaus dalam kunjungan itu menanyakan berbagai hal terkait proses pemeliharaan kambing penghasil susu.
Katanya kepada wartawan di Pekanbaru susu kambing masih terbatas jumlahnya, sementara prospek dan pemasarannya masih terbuka lebar. "Susu kambing banyak diminati terutama untuk asupan gizi bagi pasien dalam masa pemulihan dan habis operasi. Susu kambing yang diproduksi di Umban Sari ini hanya mampu memasok kebutuhan sekitar Umban Sari saja, kalau keluar tidak cukup," urainya.
Pemerintah sangat mendukung pengembangan peternakan kambing ini. Baik dari segi kemudahan seperti keterbatasan lahan, Pemko Pekanbaru bersedia memberikan pinjaman lahan. Keterbatasan dana Pemko siap mengarahkan BPR milik Pemko sebagai pemodal.
"Saat ini di Umbansari hanya ada seratusan kambing penghasil susu yang diternakkan di atas lahan 100 meter persegi. Kambing ini mampu menghasilkan sekitar 50 liter perbulan. Kalau ini dikembangkan lagi Pemko memiliki lahan yang lebih luas di Rumbai, ini bisa dipinjamkan ke peternak," tandasnya.
Menurut Firdaus, selain susu, kotoran kambing dan air seni kambing juga bisa digunakan sebagai pupuk dan pestisida. "Susu kambing dijual seharga Rp 35 ribu di kandang, kotorannya juga bisa di jual 1.000 perkilo. Peternak di sini bisa mengalami pengembalian modal dalam 36 bulan," ulasnya.
Laporan: Ver
Editor: Riki
