Pasca Bentrok, Universitas Riau Bentuk Tim Pencari Fakta

Pasca Bentrok, Universitas Riau Bentuk Tim Pencari Fakta

Riauaktual.com - Bentrok yang terjadi antara mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Fakultas Teknik (FT) Universitas Riau (UR) memang sangat disayangkan dan mencoreng nama baik kampus.  

Untuk itu, pihak Rektor melakukan konferensi pers untuk mengklarifikasi masalah tersebut di kampus pasca sarjana UR, jalan Patimura, kota Pekanbaru, Sabtu (7/10).

Konferensi pers ini turut dihadiri Rektor UR Prof Dr Aras Mulyadi, Dekan FISIP UR, Dekan Fakultas Teknik UR, gubernur FISIP dan gubernur FT UR.

Dalam kesempatan itu, Rektor UR menceritakan kronologis insiden bentrok yang terjadi pada tanggal 5 Oktober kemarin antara dua fakultas tersebut.

"Awal kejadian itu dipicu oleh adanya konvoi dari mahasiswa Fakultas Teknik yang memasuki halaman fakultas FISIP. Merasa terganggu mahasiswa Fisip menegur dan terjadi adu mulut hingga berujung kericuhan. Sebanarnya sudah kita mediasi, sehingga ada kata sepakat antara kedua fakultas yang difasilitasi oleh Wakil Rektor III dan Wakil Dekan III kedua fakultas.
Namun, pada malam harinya kembali terjadi kericuhan susulan. Dari informasi yang kita dapat cukup beragam. Dimana para mahasiswa ini terprovokasi oleh kalimat yang mengandung hasutan," terangnya.

Rektor juga menambahkan, insiden bentrok yang terjadi pada malam hari ini memang terjadi aksi pembakaran. Namun, yang dibakarnya itu hanya papan bunga ucapan selamat.

"Pembakaran itu memang ada, namuan yang dibakar itu hanya papan bunga, dan yang rusak itu hanya pos penjagaan. Sedangkan fasilitas kampus yang lain tidak ada rusak dan yang rusak itu hanyalah kendaraan mahasiswa yang tengah diparkir disana," paparnya.

Rektor mengaku sangat menyayangkan insiden ini dan berharap kedepan tidak ada lagi bentrok. Untuk itu, pihaknya sudah meliburkan dua fakultas yang bertikai dari tanggal 6 sampai 13 Oktober mendatang. Hal ini dilakukan untuk mendinginkan situasi. Sehingga tidak ada lagi gesekan. Bukan hanya itu, pihak kampus juga sudah membentuk tim pencari fakta atas kejadian ini.

"Tim pencari fakta ini tidak melibatkan polisi tetapi internal kampus. Karena kita tidak ingin melihat tatanan kehidupan di kampus dibuka keluar. Kami berharap tim ini secepatnya bekerja untuk menginvestigasi bentrok ini mulai dari awal sampai pasca kejadian," ungkapnya.

Untuk mahasiswa yang cedera lanjut Rektor, akan ditanggung biaya pengobatannya oleh pihak kampus. Baik itu yang rawat inap maupun rawat jalan.

"Setidaknya ada 17 orang masiswa kita yang cedera. Dimana dua diantaranya mendapatkan rawat inap karena salah satu memang mengalami patah tulang kaki. Sedangkan 15 korban hanya rawat jalan. Semua biaya pengobatan akan ditanggung kampus," terangnya.

Ketika ditanya, apakah insiden ini akan berpengaruh terhadap akreditasi kampus? Rektor menegaskan bahwa bentrok tersebut tidak akan mempengaruhi UR untuk menyongsong akreditasi A.

"Proses akreditasi itukan melihat dari beberapa kinerja dan komponen yang mendukung di dalam kampus. Kami yakin kejadian ini tidak berpengaruh pada proses akreditasi. Untuk itu, kami tetap berjuang untuk meraih akreditasi A sebagaimana yang telah diharapkan," tegasnya.

Selanjutnya, pada pertemuan ini juga dibacakan pernyataan damai dan saling bermaaf-maafan yang disaksikan Dekan Fisip, Syafri Harto, Dekan fakultas Teknik Ari Sandhyavitri, gubernur mahasiswa Fisip Ahmad Ramadan, dan Gubernur mahasiswa Teknik Wahyu Ramadan. (yan)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index