Sikap Majelis-Majelis Agama Buddha Indonesia soal Kekerasan atas Rohingya

Sikap Majelis-Majelis Agama Buddha Indonesia soal Kekerasan atas Rohingya
Sejumlah Muslim Rohingya ditangkap tentara Bangladesh, Senin (21/11). Mereka ditangkap karena dianggap sebagai imigran gelap. (REUTERS/Mohammad Ponir

Riauaktual.com - Majelis-Majelis Agama Buddha Indonesia angkat bicara terkait kasus kekerasan terhadap etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar. Mereka mengaku prihatin atas krisis kemanusian yang terjadi di kawasan tersebut.

"Konflik di Rakhine Myanmar bukan konflik agama melainkan konflik sosial dan kemanuasiaan," tulis Majelis-Majelis Agama Buddha Indonesia dalam pesan tertulis sebagaimana dikutip dari liputan6.com, Minggu (3/9/2017).

Pernyataan Majelis-Majelis Agama Buddha Indonesia tersebut ditandatangani 16 pimpinan organisasi dan berisi 10 poin pernyataan.

Berikut penyataan lengkapnya:

Krisis dan kekerasan kembali terjadi di Rakhine, Myanmar. Baik masyarakat sipil maupun militer, menjadi korban secara fisik maupun psikis. Secara khusus komunitas masyarakat sipil terdampak sangat signifikan di tengah konflik bersenjata antara militer Myanmar dengan kelompok bersenjata.
 
Melihat eskalasi dari krisis dan konflik kekerasan yang terjadi tidak kunjung mereda dan berdampak buruk, maka dengan ini kami Pimpinan Majelis-majelis Agama Buddha Indonesia menyatakan:

1. Keprihatinan mendalam atas krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar, yang telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian moril serta amateril yang besar, bukanlah konflik agama melainkan konflik sosial dan kemanusiaan.

2. Menumbuhkan solidaritas kemanusiaan atas krisis Rakhine, Myanmar, dengan mengedepankan sikap cinta kasih bahwa korban atau pun masyarakat yang terdampak adalah sama-sama manusia yang setara dan serasa di hadapan Tuhan.

3. Menghentikan kebencian dan tindak kekerasan agar tidak semakin memperparah kerusakan yang diakibatkan.

4. Mendesak Pemerintah Myanmar untuk memberikan perlindungan, bantuan dan hak asasi dasar kepada masyarakat Rakhine.

5. Menolak segala bentuk provokasi untuk memperluas dan membawa isu konflik dan krisis Rakhine, Myanmar, ke Indonesia yang dapat mengganggu kerukunan hidup umat beragama di Indonesia.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index