Anaknya Mau Dibunuh, Wartawan Indopos Lapor Polisi

Anaknya Mau Dibunuh, Wartawan Indopos Lapor Polisi
Ilustrasi/Net

Riauaktual.com - Lantaran terus diancam akan diculik dan dibunuh, Yasril Chaniago wartawan Indopos (Jawa Pos group) di wilayah Lebak, Banten, melaporkan pelaku teror terhadap anaknya ke polisi.

Yasril bilang, putrinya bernama Seruni Sylvia mengaku kerap mendapat ancaman melalui Short Message Service (SMS) dari nomor 0838-6364-9862 dengan nada akan diculik dan dibunuh.

"Awalnya saya duga cuma kerjaan orang iseng. Tapi kok sampai terus-terusan anak gadis saya ini diancam," kata Yasril sebagaimana dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (2/9).

Dijelaskan Yasril, ancaman yang diterima oleh putrinya tersebut sudah sejak 3 hari yang lalu. Selain mengancam akan menculik, pelaku teror juga mengancam akan membunuh anaknya yang bekerja di salah satu hotel di Kota Rangkasbitung.

"Pelaku teror ini sudah keterlaluan. Putri saya jadi sangat ketakutan karena merasa nyawanya terancam," ujarnya.

Yasril berharap pihak kepolisian dapat segera mengusut dan menangkap pelaku teror tersebut. Agar, putrinya tidak lagi ketakutan dan bisa tenang untuk bekerja.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Rangkasbitung, Ipda Tono Martono mengaku sudah mengetahui dan mendapat laporan adanya ancaman terhadap putri salah seorang wartawan.

"Iya benar, orang tua korban kemarin malam sudah menyampaikan ke saya melalui telpon. Belum bikin laporan resmi sih," kata Ipda Tono Martono saat dikonfirmasi melalui saluran telpon.

Menurut Ipda Tono, pihaknya sudah merespon dan menindaklanjuti laporan tersebut dengan mendatangi korban secara persuasif di tempat kerjanya.

"Saat ditanya, korban mengaku tidak mengenali pelakunya," kata Ipda Tono.

Dikatakan, saat ini pihaknya juga telah mengirimkan nomor pelaku teror tersebut ke tim cyber crime. Setelah dilakukan pengecekan, nomor tersebut berada di Jalan Cut Mutia, Bekasi Timur.

"Tapi soal data tentang pelaku teror belum kita dapatkan. Hanya saja setelah dicek keberadaannya didaerah Jalan Cut Mutia, Bekasi Timur," ungkap Ipda Tono.

Menurut dia, bila dilihat dari tulisan-tulisan melalui pesan SMS yang dikirimkan pelaku teror ke korban, diduga pelakunya seorang anak kecil (ABG).

"Motifnya pengin ketemu sih. Ancamannya enggak jelas. Pengin ketemulah, kalau enggak mau ketemu ya tahu akibatnya lah. Terus kenapa tidak mau balas pesan dan menjawab telpon lah. Kalau dilihat dari bukti pesannya cuma gitu aja sih," pungkas Ipda Tono.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index