Ujaran kebencian Laiskodat bahayakan persatuan dan kebhinnekaan

Ujaran kebencian Laiskodat bahayakan persatuan dan kebhinnekaan
Politisi Partai Nasdem, Victor Laiskodat

Riauaktual.com - Mulutmu Harimaumu, pepatah ini pantas disematkan kepada politisi Partai Nasdem, Victor Laiskodat, yang melakukan ujaran kebencian dalam deklarasi calon kepala daerah di Kab Timor Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ketika itu, pria berusia 52 tahun tersebut menuduh empat partai (Gerindra, Demokrat, PKS dan PAN) mendukung berdirinya negara Khilafah. Kontan, ucapan bernada rasis itu memicu kemarahan sejumlah petinggi partai yang disebut Laiskodat.

Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Imelda Sari, berharap polisi segara mengusut kasus yang yang menghasut warga dan bisa menimbulkan gesekan karena SARÀ dari oknum pengurus parpol tertentu di NTT.

"Ada baiknya kepolisian pro aktif atas upaya yang menghasut warga dan bisa menimbulkan gesekan karena SARÀ dari oknum Pengurus Parpol tertentu di NTT!," tulis Imelda di akun Twitter pribadinya, @isari68.

Pernyataan Laiskodat terkait dengan Perppu Ormas yang belum lama ini ditanda tangani oleh presiden Jokowi. Dalam pidatonya tersebut menyebut bahwa empat partai itu mendukung para kaum intoleran.

"Dari video yang beredar sangat tidak pantas seorang pengurus parpol tertentu menuding Partai lainnya dg alasan akan buat khilafah di NTT!," tegas Imelda.

Menurutnya, ujaran kebencian tersebut sangat membahayakan persatuan, kesatuan, dan kebhinekaan yang sudah terjalin di Indonesia. Ia menuding pernyataan Laiskodat terkait dengan Pilkada NTT yang akan digelar tahun 2018.

"Jangan gara-gara urusan Pilkada NTT, Anda merasa paling nasionalis & menuding Partai lain akan bikin Negara khilafah. Itu sikap arogan& preman!," tegasnya
PAN desak Laiskodat minta maaf

Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno, mendesak Laiskodat untuk meminta maaf secara terbuka atas fitnah keji yang telah ia lontarkan. Ia menegaskan ucapan itu sangat berbahaya dan menyesatkan.

Eddy menilai provokasi yang dilakukan Laiskodat terhadap PAN dan ketiga partai yang mendukung negara khikafah tentu sangat tidak berdasar.

Apalagi pernyataan itu disampaikan di depan khalayak yang mayoritas non islam dan disertai dengan kalimat-kalimat menakut-nakuti.

Seharusnya menurut Eddy, sebagai insan politik, Laiskodat wajib menjaga keberagaman, kebhinekaan dan toleransi, bukan justru menciderainya dengan fitnah.
Reaksi Gerindra

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani menyesalkan tuduhan Viktor Laiskodat karena hal tersebut tidak mencerminkan sama sekali perjuangan Partai Gerindra baik sebagai partai politik maupun fraksi di DPR.

“Karena itu kami meminta Viktor Laiskodat mencabut semua ucapannya dalam forum tersebut dan meminta maaf kepada keluarga besar Partai Gerindra karena kami merasa perjuangan kami dilecehkan,” kata Muzani di Jakarta, Jumat (04/08/2017).

Ketua Fraksi Partai Gerindra itu menambahkan, Viktor Laiskodat tak pantas untuk mengkaitkan masalah pencalonan kadernya dengan Gerindra, apalagi disebut sebagai partai pendukung gerakan radikalisme. Seharusnya Viktor hanya menjelaskan tentang apa dan bagaimana keunggulan dari calon yang diajukannya sebagai kepala daerah.

“Pernyataan Viktor itu menyakitkan karena semua upaya Partai Gerindra untuk menegakkan negara demokrasi dan hukum diatas segala-galanya termasuk kami terus menjaga kerukunan persatuan dan kesatuan bangsa dilecehkan,” kata Muzani.

 


Sumber : rimanews

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index