Uang Berputar Rp 7 Miliar Setiap Malam di Bongkar Muat Terminal BRPS,

Uang Berputar Rp 7 Miliar Setiap Malam di Bongkar Muat Terminal BRPS,
ilustrasi

Riauaktual.com - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru mencatat bahwa dalam satu malam transaksi jual beli di lokasi pasar distributor Terminal Bandaraya Payung Sekaki (BRPS) mencapai Rp5 miliar hingga Rp7 miliar.
    
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, Mas Irba Sulaiman ketika dihubungi, Senin (17/4) menyebutkan jika nilai transaksi yang besar ini dapat mendorong digesanya proses pembangunan pasar induk di Pekanbaru.
    
"Saya kira jika pasar induk selesai dan kegiatan distribusi dipusatkan disana. Maka kita bisa melakukan proses pengawasan dengan baik," kata Irba.
   
Menurut Irba, aktifitas bongkar ini muat belum seluruhnya terpusatkan di Terminal BRPS. Pasalnya masih ada aktifitas bongkar muat yang berlangsung di Pasar Pagi Arengka, Pasar Rumbai, dan Badan Jalan A Yani.

"Memang beberapa waktu lalu, Pemko sudah merelokasi aktitas bongkar muat dan transporter  yang beroperasi di badan jalan T Thambusai (Jalan Nangka,red) ke Terminal Bandaraya Payung Sekaki (BRPS). Namun itu hanya sebagian dan tidak termasuk dijalan-jalan lainnya," paparnya.

Irba menambahkan, relokasi yang dilakukan ke terminal BRPS ini bertujuan untuk menertibkan pedagang tradisional yang menyebar di sejumlah titik dan disinyalir dapat mengganggu ketertiban lalu lintas, karena mayoritas mereka berjualan di pinggir jalan.

"Kita memilih BRPS karena Kota Pekanbaru hingga kini belum memiliki pasar induk, yang pembangunannya masih terus berlangsung," terangnya.
    
Terkait Pasar Induk, Irba berharap dapat segera diselesaikan dan dioperasikan, karena dirinya meyakini akan ada peningkatan nilai transaksi jika sudah berada di satu lokasi yang sama.
    
"Harapannya pasar Induk dapat segera selesai, karena pasti akan menarik pelaku usaha lainnya bergabung dan Pemerintah dapat mengendalikan harga sembako," ulasnya.
    
Lebih jauh, Irba mengatakan pihaknya akan menggandeng perbankan agar nantinya setiap transaksi tidak mengandalkan uang tunai.
   
"Uang tunai dengan transaksi sebesar itu jelas berbahaya. Makanya kita tawarkan ke pedagang dan kita gandeng Bank agar dapat menggunakan uang elektronik atau sistem transfer untuk mengurangi resiko kejahatan," tutupnya. (yan)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index