Indonesia alami kebablasan berita bohong

Indonesia alami kebablasan berita bohong
Aksi wartawan melawan berita bohong atau hoax. Foto: Antara

Riauaktual.com -  Kolumnis yang juga pakar politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Fachry Ali menilai kebablasan demokrasi yang diucapkan Presiden Joko Widodo tepat bila dikaitkan dengan derasnya berita bohong atau hoax.
 
"Dalam hal kebencian berita bohong dan sebagainya serta sekarang kita alami konteks itu. Itu lah kebablasan itu," ujar Fachry dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, hari ini.

Saat pidato di acara pengukuhan pengurus DPP Hanura, Presiden Joko Widodo menyebut demokrasi Indonesia sudah kebablasan. Jokowi mengatakan, demokrasi yang kebablasan itu membuka peluang artikulasi politik yang ekstrim seperti liberalisme, radikalisme, fundamentalisme, sekterianisme, terorisme, serta ajaran-ajaran yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.  

Menurut Fachry, kebablasan berita bohong telihat dalam 3 bulan terakhir ini. Dimana banyaknya ujaran kebencian, fitnah menyebar begitu masif dan luas.

Contoh konkrit adalah pada saat BI meluncurkan uang baru yang kemudian muncul polemik dari segelintir orang yang mempersepsikan adanya logo palu-arit pada uang baru.

"Kemudian muncul rush money dan sebagainya. Ini kontraproduktif seolah-olah setiap orang bisa mengatakan apa saja tidak memikirkan dampak," ungkap Fachry, sebagaimana dikutip dari rimanews.

"Berbahaya dalam konteks menyampaikan pendapat belum. Pemerintah menilai bahwa bagian dari ekspresi masyarakat. Tapi butuh literasi tentang bagaimana orang-orang menyampaikan pendapat itu, harus dipahami," ungkap Fachry.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index