MINAS (RA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengunjungi Lapangan Minyak Minas milik PT Chevron Pacific Indonesia, di Minas Kabupaten Siak Riau, Sabtu (17/12) kemarin.
Dalam kunjungan ke lapangan migas tersebut, turut serta yakni Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman, dan Dirut PT CPI Albert Simanjuntak.
Dilansir dari infosiakcom kemarin, Jonan mengatakan, sejak dirinya dilantik menjadi Menteri ESDM, ini merupakan kunjungan pertamanya ke Lapangan Migas. Lapangan Minyak Minas dipilih mantan Menteri Perhubungan ini lantaran sumur-sumur minyak di Provinsi Riau menyumbang 40% produksi minyak nasional.
“Saya datang pertama di oil and gas karena kapasitas di sini hampir 40% produksi nasional,” kata Jonan di kantor CPI Minas didampingi Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rahman dan Bupati Siak Syamsuar.
Dikatakan Jonan juga, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 target lifting minyak rata-rata adalah 815.000 barel sehari.
"Tahun ini targetnya 820.000, tapi saya sudah janjian ni dengan Kepala SKK Migas, kita bikin target sendiri minimal 825.000. Gampangkan! Tapi pak Kepala SKK Migas nggak puas, pak jangan 825.000 tapi 852.000 aja,” kata Jonan saat jumpa pers di kantor operasional Blok CPI di Minas.
Terbesar di Asia Tenggara
Blok Minas milik PT Chevron Pasifik Indonesia telah memproduksi sebanyak 4,5 Miliar barel. Dan pada saat ini, Blok yang terletak di wilayah Kabupaten Siak itu memproduksi rata-rata sekitar 50.000 barel per hari. Blok Minas diklaim sebagai lapangan minyak terbesar di Asia Tenggara.
“Kita sangat bersyukur bahwa kita dianugerahi tuhan lapangan sebesar ini, dan tugas kita merawat dan menjaga agar produksinya bisa bertambah,” ujar Presiden Direktur PT CPI Albert Simanjuntak saat jumpa pers mendampingi Menteri ESDM Ignasius Jonan di kantor operasional Blok CPI di Minas, Sabtu (17/12).
Guna meningkatkan perolehan minyak mentah ringan di Lapangan Minas dan sekitarnya. Pada tahun 2015, Chevron melanjutkan proyek percontohan yang menggunakan proses injeksi kimia untuk EOR (Enhanced Oil Recovery). Menerapkan EOR dengan teknologi surfaktan di Blok Minas, diperkirakan bisa memproduksi minyak selama 40 hingga 50 tahun kedepan.
“Kita baru di awal penerapan untuk Enhanced Oil Recovery dengan teknologi surfaktan. Jadi dalam skala kecil, dampaknya belum ada sama sekali. Tentu, kita sudah mendapatkan hasil secara teknis dan secara teknis sangat menjanjikan. Dan ini yang kami laporkan ke pemerintah melalui SKK Migas,” kata Albert.
Untuk pengembangan lebih lanjut kata Albert, perusahaan tentu mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dan menyampaikannya ke pemerintah.