RAGAM (RA) - Ada hal menarik jika mencermati cara sebagian wanita membunyikan fonem /t/ dan /l/. Sebagian mereka ternyata mengucapkan dua bunyi tersebut tidak pada tempat artikulasi yang semustinya.
Kita ambil contoh kata tobat dan nakal. Semua pria pasti menempatkan ujung lidah pada gusi ketika membunyikan fonem /t/ pada kata pertama, sedangkan untuk bunyi /l/ pada kata kedua orang akan menggunakan laminal (belakang ujung lidah) dengan gusi.
Akan tetapi, banyak wanita, terutama yang masih muda, memproduksi dua fonem tersebut dengan apiko-dental atau ujung lidah dan gigi (bagian atas dan bawah), dengan ujung lidah sedikit keluar. Apalagi jika mereka diminta mengucapkan kalimat ini, "Lalita telat berangkat ke Ancol," pasti Anda hanya fokus ke lidahnya.
Mengapa ini terjadi?
Kita tidak sedang membicarakan orang yang cadel, tetapi orang dengan artikulator normal. Pada banyak kasus, cobalah minta sebagian wanita tersebut untuk memproduksi bunyi sebagaimana lazimnya orang kebanyakan. Mereka pasti dengan mudah melakukannya.
Akan tetapi, karena dibiasakan, mereka sendiri tidak akan pernah merasa ada masalah dengan cara pelafalan bunyi yang ganjil tersebut. Jika ditelusur, mengapa mereka melakukannya, alasannya pasti mengarah tidak semata-mata karena faktor ketidaksengajaan atau kebiasaan.
Lidah—juga bibir, karena ketika menggigit lidah ada gerakan kedua bibir—bagaimanapun adalah organ yang mudah diasosiasikan secara seksual.
Pertama, tak bisa ditolak bahwa menjulurkan lidah yang tidak semustinya adalah cara supaya tampak imut, yang secara implisit mengambil acuan perlikau anak-anak ketika sedang bercanda atau menggoda.
Berusaha imut adalah usaha untuk memikat lawan jenis, tidak salah lagi. Atau, minimal ingin menunjukkan kepada dunia bahwa diri adalah orang yang patut dijadikan perhatian.
Kedua, lidah termasuk organ penting dalam aktivitas seksual. Menjulurkan lidah karena kelelahan atau ingin membersihkan sisa makanan tentu tidak masuk dalam kasus ini. Akan tetapi, mengeluarkan organ tubuh di situasi yang tidak seharusnya adalah jelas merupakan dorongan gairah seks.
Lidah tentu alat yang vital untuk melakukan French kiss dan foreplay dalam aktivitas seksual. Lihat saja bagaimana model-model dewasa memposisikan lidah mereka. Pesan atau makna inilah yang secara metaforis ingin ditransfer oleh mereka yang menjulurkan lidah dalam membunyikan dua fonem di atas.
Bandingkan pula dengan gadis-gadis muda yang menjulurkan lidahnya saat selfie untuk dipajang di Facebook atau Instagram. Kesan sensual, yang mereka sadari atau tidak, pasti sangat terasa.
Jika Anda merasa tak ingin menstimulasi gairah seks orang lain, mulai saat ini hentikan bermain-main dengan lidah di situasi yang tidak pas.
Di kawasan Chicago Westside, pelacur jalanan menggunakan simbol lidah dengan ujung mengarah ke atas kepada para pengendara untuk memberikan sinyal bahwa mereka adalah PSK dan siap dengan layanan seks oral.
Pada akhirnya, banyak bahasa tubuh yang mempunyai makna mendalam tetapi tidak disadari, bahkan oleh produsen bahasa itu sendiri. (rimanews)
