Trump Jadi Presiden AS Hingga Zuckerberg Kehilangan Rp48 T

Trump Jadi Presiden AS Hingga Zuckerberg Kehilangan Rp48 T
Donald Trump
EKONOMI (RA) - Chief Economist Bank Mandiri Anton Gunawan menuturkan, Donald Trump menang, maka akan berdampak pada besarnya arus dana asing yang masuk ke Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari kekhawatiran para investor terhadap ketidakpastian dalam kebijakan Trump. Untuk itu, Indonesia menjadi tujuan utama peralihan investasi.
 
CEO Facebook Mark Zuckerberg kehilangan USD3,7 miliar atau sekira Rp48,42 triliun (kurs rupiah Rp13.086 per USD) dari total kekayaan bersihnya dalam waktu dua jam setelah penutupan pasar, Rabu. 
 
Hal itu disebabkan harga saham perusahaan mengalami pelemahan kendati kinerja pada kuartal ketiga mengalami penguatan. Kebijakan impor cangkul dari China dan Vietnam yang dilakukan pemerintah membuat sejumlah perajin besi di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, mengaku kecewa. Menanggapi kebijakan impor tersebut, para perajin memutuskan untuk berhenti tidak memproduksi cangkul. 
 
Ketiga berita tersebut, merupakan berita-berita yang populer selama akhir pekan kemarin di kanal Okezone Finance. Berikut berita selengkapnya   
 
Trump Menang, Indonesia Akan Banjir Dana Asing
 
Donald Trump untuk sementara unggul dalam penghitungan hasil pemilihan umum Amerika Serikat (AS). 
 
Chief Economist Bank Mandiri Anton Gunawan menuturkan, apabila Trump menang, maka akan berdampak pada besarnya arus dana asing yang masuk ke Indonesia. 
 
Hal ini tidak terlepas dari kekhawatiran para investor terhadap ketidakpastian dalam kebijakan Trump. Untuk itu, Indonesia menjadi tujuan utama peralihan investasi. "Fund dari luar negeri itu akan masuk ke negara seperti Indonesia. 
 
Tapi tergantung approach-nya," tuturnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta. Investor pun saat ini masih menunggu kepastian anggaran dari presiden terpilih. 
 
Menjelang adanya penetapan anggaran, maka arus dana asing akan banyak masuk ke Indonesia. "Budget akan jadi bagian," tutupnya.
 
Dalam 2 Jam, Kekayaan Bos Facebook Hilang Rp48,42 Triliun
 
CEO Facebook, Mark Zuckerberg kehilangan USD3,7 miliar atau sekira Rp48,42 triliun (kurs rupiah Rp13.086 per USD) dari total kekayaan bersihnya dalam waktu dua jam setelah penutupan pasar, Rabu. Hal itu disebabkan harga saham perusahaan mengalami pelemahan kendati kinerja pada kuartal ketiga mengalami penguatan.
 
Dilansir Forbes, Jakarta, kekayaan Zuckerberg turun ke USD50,6 miliar atau Rp662,15 triliun pada pukul 18:00 setempat. Ketika pasar ditutup pada hari Rabu, kekayaan bersih Zuckerberg tercatat sebelumnya di USD54,4 miliar atau Rp711,88 triliun. 
 
Namun, penurunan tersebut tidak berdampak pada urutannya dalam orang terkaya di dunia. Dirinya masih di posisi kelima di bawah Warren Buffett dan di atas miliarder Meksiko, Carlos Slim Helu. Harga saham Facebook hari ini menukik sekira 7% hingga USD118,36 dalam perdagangan after-hour, pada pukul 18:00 waktu setempat. 
 
Penurunan itu terjadi meskipun perusahaan pelapor mendapatkan pemasukan senilai USD7 miliar per kuartalnya, yang mana naik 56% dari periode sama tahun sebelumnya. Hal itu mengalahkan ekspektasi analis yang disurvei Yahoo Finance, dimana diperkirakan sebelumnya rata-rata meningkat 44% menjadi USD6,9 miliar pada pendapatan per kuartal.
 
Laba bersih Facebook untuk kuartal kali ini mencapai USD2,4 miliar naik 166% dari tahun lalu. Meskipun Facebook telah memperoleh pencapaian-pencapaian positif, berdasarkan dikutip FORBES, investor tetap mengalami kekecewaan.
 
Hal itu dipengaruhi oleh Facebook yang mengatakan pada 2017 pengeluaran perusahannya diperkirakan akan bertambah.
 
Sebab sebagian pengguna jejearing sosialnya lebih banyak mengunggah konten video yang menaikkan biaya jaringan. Ditambah lagi investor mungkin mencemaskan perusahaan pada kuartal ini bahwa pertumbuhan pendapatan dapat memperlambat tahun depan.
 
Gara-Gara Cangkul Impor China Perajin Lokal Gulung Tikar
 
Kebijakan impor cangkul dari China dan Vietnam yang dilakukan pemerintah membuat sejumlah perajin besi di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, mengaku kecewa. 
 
Menanggapi kebijakan impor tersebut, para perajin memutuskan untuk berhenti tidak memproduksi cangkul. 
 
Salah satu perajin besi, di Desa Karangtengah, Kota Wonosari, Siswanto Anwar mengatakan, sejak masuknya cangkul impor beberapa tahun terakhir, menyebabkan para perajin mengalami penurunan omzet yang cukup signifikan. 
 
Diakuinya, harga cangkul impor lebih murah dibandingkan hasil karyanya. Saat ini pihaknya lebih berfokus untuk memproduksi sabit, parang dan juga perkakas pertanian lainnya yang lebih laku di pasaran. (okezone.com)
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index