PANGKALANKERINCI (RA) - Saat ini, penyebaran kasus HIV dan AIDS dikabupaten Pelalawan telah memasuki tahap yang sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, jelang peringatan hari AIDS sedunia yang jatuh tanggal 1 Desember mendatang, di Kabupaten Pelalawan tercatat ada 181 orang yang terjangkit Human Immunodeficiency Virus (HIV). Dari jumlah tersebut, 70 diantaranya sudah dipastikan menderita penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
"Dan 29 orang diantaranya yang terkena penyakit AIDS itu sudah meninggal. Jadi, sejak 2005 silam hingga 2016 ini, jumlah kasus HIV/AIDS sebanyak 181 kasus, dimana 27 kasus diantaranya kembali ditemukan pengidap HIV tahun 2016. Sedangkan dari 27 jumlah kasus HIV tersebut, 14 diantaranya positif mengidap AIDS dan 13 kasusnya masih mengidap HIV," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan dr Endid R Pratiknyo melalui Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Diskes Pelalawan Drs Khairul Apt, Kamis di Pangkalankerinci.
Lanjutnya, AIDS sendiri merupakan kumpulan dari gejala dan infeksi atau biasa disebut sindrom yang diakibatkan oleh kerusakan sistem kekebalan tubuh manusia karena virus HIV. Sementara HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang dapat melemahkan kekebalan tubuh pada manusia.
"Jadi orang yang sudah terkena virus HIV bisa dipastikan dia akan menderita AIDS. Artinya, tidak butuh waktu yang lama penderita HIV akan mengidap penyakit AIDS yang hanya tergantung pada kekebalan tubuh penderitanya. Dan pada tahun 2005 hingga 2015 lalu ditemukan sebanyak 154 kasus HIV-AIDS," sebutnya.
Sambungnya, untuk di Propinsi Riau sendiri, tahun 2015 lalu, Kabupaten Pelalawan berada di urutan ke empat. Namun tahun 2016 ini, pihaknya belum mengetahui posisi kabupaten Pelalawan pada urutan berapa dengan jumlah penderita HIV-AIDS sebanyak 181 tersebut. Karena hal tersebut, biasanya akan dikeluarkan oleh Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi Riau.
"Namun untuk kasus HIV/AIDS, biasanya kecenderungannya setiap tahun meningkat. Pasalnya, kasus penderita HIV/AIDS fenomena yang terjadi adalah fenomena gunung es. Artinya, hanya bagian atasnya saja yang tampak, namun jika kita tidak menggali kedalam, maka tidak ditemukan jumlah penderita HIV/AIDS yang sebenarnya," tuturnya. (mcr)
