Current Date: Selasa, 16 Desember 2025

Melajah Ajengan Bali, Cara Baru Nikmati Keunikan Pulau Dewata

Melajah Ajengan Bali, Cara Baru Nikmati Keunikan Pulau Dewata
bali

RAGAM (RA) -  Melajah Ajengan Bali atau Melali Tour dapat menjadi salah satu pilihan alternatif menikmati Bali dengan cara baru. Dimana para wisatawan, akan diajak berkeliling Bali untuk mempelajari sejarah dan budaya makanan khas Pulau Dewata.

Adalah Chef Henry Alexi Bloem yang menggagas kegiatan ini, sebagai wujud kecintaaannya terhadap masakan asli Bali. Sehingga terinspirasi untuk memperkenalkan secara lebih dalam kepada masyarakat luas.

Tak hanya mengenai rasa dan aroma saja, tapi pemilik Bloem's Waroeng ini ingin memperkenalkan filosofi makanan tersebut kepada setiap peserta tur. Bersama tim, Henry membuka tur masakan halal pada 9-11 Desember mendatang.

"Akan kita bawa menyusuri setiap warung atau restoran yang menyajikan makanan Bali non pork untuk mempertahankan rasa tradisional secara turun menurun," terangnya seperti yang dilansir merdeka.com kemarin di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat.

Nantinya, para peserta akan diajak berkeliling Kedongan, Ubud, Sangeh, Plaga dan Gianyar. Untuk mempelajari asal usul tersajinya masakan lawar sapi dan luwir serta betutu.

Tak hanya itu saja, para peserta akan diajak pula untuk mengikuti kelas memasak sate lilit, laklak dan lawar. Serta diajak untuk menjelajahi pasar senggol untuk mengenal berbagai jajanan tradisional Bali. Dan tak ketinggalan untuk mencicipi nasi campur Bali.

"Melali itu artinya jalan-jalan. Melajah adalah belajar dan ajengan Bali itu makanan Bali jadi kita akan ajak untuk jalan-jalan sambil belajar makanan Bali," tutur chef yang masakannya telah berhasil menembus pintu istana kepresidenan itu.

Untuk memperdalam pengetahuannya di bidang kuliner dan gastronomi, Henry tak segan mempelajari lontar (prasasti) Bali. Dirinya mengaku takjub karena ternyata modernitas dalam menghidangkan makanan telah terlintas dalam pikiran nenek moyang orang Bali.

"Saya mulai belajar tentang itu sedikit. Nenek moyang kita zaman dulu sudah menulis apa yang dipikir orang zaman sekarang. Kenapa mereka berani memakai daging mentah karena rempah-rempah yang digunakan ternyata dapat mematikan kuman-kumannya," terangnya.

Ke depan, ia berharap banyak anak muda yang tertarik untuk menggali kekayaan warisan budaya. Sehingga apa yang dipesankan leluhur mengenai kebudayaan mereka tidak tergerus oleh zaman.

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index