6 Pesertanya Didiskualifikasi Panitia Seleksi Meranti Mundur Dari MTQ XXXV Riau

6 Pesertanya Didiskualifikasi Panitia Seleksi Meranti Mundur Dari MTQ XXXV Riau
ubernur Riau, H. Arsyadjuliandi Rachman didampingi Walikota Pekanbaru dan Forkopinda Provinsi Riau melepas Pawai Ta'aruf MTQ Riau XXXV Tahun 2016 di J

RIAU (RA) - Kabupaten Kepulauan Meranti menyatakan sikap tegas untuk tidak ikut MTQ XXXV Riau, setelah 6 peserta asli daerah Kota Sagu didiskualifikasi panitia. Usai mengundurkan diri, Wakil Bupati Kepulauan Meranti Drs H Said Hasyim dan pengurus LPTQ menemui Gubernur Andi Rachman untuk audiensi.

Informasi itu disampaikan langsung Humas LPTQ Kepulauan Meranti, Malik, Minggu (9/10). Kata Malik, Meranti jelas mengundurkan diri dari perhelatan MTQ XXXV Riau ini, namun sebelum kembali ke Selatpanjang mereka akan audiensi dengan Gubri Andi Rachman untuk menjelaskan atas keputusan tersebut.

"Besok pagi ini kita menghadap Pak Andi untuk menjelaskan alasan pengunduran diri di MTQ XXXV," kata Malik.

Pengunduran diri ini merupakan luapan kekecewaan kabupaten termuda se Riau atas diskualifikasi terhadap 6 peserta yang tak lain merupakan anak asli Meranti.
Diskualifikasi atas permasalahan administrasi peserta tak bisa dicarikan solusi lain, meski berkali-kali LPTQ Meranti berkomunikasi dengan Pansel MTQ Riau 2016.

Setelah diusahakan mencari jalan penyelesaian sejak tanggal 3 Oktober hingga 8 Oktober 2016, tidak menemukan titik terang. Alhasil, Meranti tetap pada sikap tegasnya untuk memilih mengundurkan diri saja dari perhelatan tingkat provinsi itu.

Padahal, Kepulauan Meranti telah menyiapkan segalanya. Mulai dari memberangkatkan ratusan peserta pawai Pembukaan MTQ, menyiapkan stand, dan menyiapkan penginapan peserta maupun ratusan masyarakat Kota Sagu di beberapa hotel di Pekanbaru. Harapan pun harus kandas di sistem pendaftaran online oleh Panitia Seleksi, setelah 6 peserta didiskualifikasi.

Sementara itu, Sekretaris LPTQ Kabupaten Kepulauan Meranti, Zulkhairil, ketika ditemui di Pekanbaru, mengungkapkan rasa kekecewaan terhadap sikap Pansel. Kata Zulkhairil, selesai perhelatan MTQ di Meranti mereka langsung mendaftarkan 35 peserta dari berbagai cabang yang dipertandingkan.

Dikauinya, memang sempat ada beberapa yang harus diperbaiki, dan itu didapatkan pada tanggal 30 September 2016, tapi telah dilakukan (diperbaiki, red). Lalu, kabar tidak mengenakkan kembali didapatkan. Dimana, tanggal 3 Oktober 2016 LPTQ Meranti mendapat kabar bahwa 6 dari 35 peserta yang merupakan anak asli Meranti didiskualifikasi

"Dapat kabar itu, tanggal 5 kami bertemu panitia berupaya mencari jalan penyelesaian agar 6 anak asli Meranti itu bisa ikut," kata Zulkhairil dikutip dari goriau.com.

Hingga, Minggu (10/10) pagi LPTQ Meranti, dan Wakil Bupati Drs H Said Hasyim masih melakukan komunikasi. Namun, kesepakatan telah dibuat bahwa akibat dari diskualifikasi ini Meranti mengambil sikap tegas untuk tidak ikut.

Adapun 6 peserta asli putra putri Meranti yang didiskualifikasi itu antara lain, Mufaishal cabang 20 juzz putra, Arlina cabang kiraat putri, Sri Rahayu cabang tahfiz 20 juzz, M Syafwan Saputra cabang tilawah anak-anak, Siti Nuraini cabang tilawah anak-anak dan Abdul Rahim cabang dekorasi putra.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman akan meminta penjelasan panitia penyelenggara terkait mundurnya Kabupaten Kepulauan Meranti dalam ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXXV Provinsi Riau tahun 2016 di Pekanbaru.

"Ada beberapa hal yang secara administrasi tidak terpenuhi. Nanti, panitia yang akan menjelaskan alasannya apa," kata orang nomor satu di Riau ini kepada GoRiau.com usai mengikuti pawai taaruf MTQ XXXV Provinsi Riau, di car free day (CFD), Jalan Gajah Mada Pekanbaru, Minggu (9/10).

Ia pun menegaskan komitmen panitia MTQ tahun ini yang mengedepankan kelengkapan administrasi. Termasuk persoalan administrasi yang menggunakan sistem IT.
"Memang MTQ kali ini kita lebih meningkatkan administrasi. Supaya dilengkapi betul-betul. Apa saja persyaratannya untuk dipenuhi," tutur Andi Rachman.

Puluhan Ribu Masyarakat

Puluhan ribu masyarakat membanjiri area car free day (CFD), Jalan Gajah Mada Pekanbaru, untuk menyaksikan iring-iringan pawai ta'aruf Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXXV Provinsi Riau, Minggu (9/10) pagi.

Pantauan di lapangan, masing-masing kabupaten/kota se-Riau membawa khafilahnya dengan ciri khas daerah masing-masing. Contohnya, saja khafilah Kabupaten Siak Sri Indrapura yang menyajikan konsep khatam al quran putri-putri istana dan diperindah dengan replika Istana Siak.

Kemudian, Kabupaten Rokan Hilir yang berjuluk Negeri Seribu Kubah menampilkan keragaman suku yang hidup rukun di wilayah tersebut, mulai dari pribumi, suku pendatang hingga keberadaan masyarakat Tionghoa di Bagansiapi-api.

Selanjutnya, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) sebagai daerah penghasil kelapa terbesar di Riau ini membawa arak-arakan khafilahnya dengan hiasan manggar kelapa dan barisan berpakaian sufi.

Sementara, Kabupaten Pelalawan berjuluk Tuah Negeri Seiya Sekata membawa slogan datang mengangkat marwah mempersembahkan marching band SMA Bernas Pangkalan Kerinci yang sempat memenangkan parade budaya tingkat nasional di Palembang.
Adat Potang Megang yang menjadi ciri khas daerah ini pun diperkenalkan kembali kepada masyarakat luas. Untuk pembukaan MTQ ini sendiri akan dilangsungkan pada malam harinya. (goriau.com)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index