NASIONAL (RA) - Jakarta, Wacana pengembalian hak politik Tentara Nasional Indonesia (TNI) dinilai dapat memperlemah profesionalitas TNI. Jika hak tersebut dikembalikan, TNI ditakutkan hanya sibuk berpolitik dibandingkan menjalankan tugas utamanya, yakni menjaga pertahanan negara.
"Tentara nanti bukan bertugas menjaga pertahanan tapi sibuk dalam dunia politik," kata Direktur Eksekutif Imparsial, Al Araf, di Universitas Atma Jaya, Jakarta, Jumat (7/10/2016).
Araf mengatakan, kasus melemahnya profesionalitas militer karena terlibat dalam politik pernah terjadi pada masa orde baru.
"Bahwa secara jelas peran politik TNI di era Orde Baru justru memperlemah profesionalisme militer," kata Araf.
Langkah TNI ikut berpolitik, kata dia, tidak sejalan dengan konstitusi, khususnya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
"Langkah-langkah keinginan tentara berpolitik sesuatu yang tidak sejalan dengan konstitusi, khususnya UU TNI," kata Araf.
Menurut dia, UU TNI jelas menyebutkan bahwa TNI merupakan komponen utama dalam pertahanan negara. Ketika TNI ikut berpolitik, hal tersebut dapat bertentangan dengan tujuan UU TNI.
"Karena jelas disebutkan dalam UU TNI bahwa tentara adalah alat pertahanan negara, bukan alat politik. Oleh karenanya keinginan untuk berpolitik sesuatu yang bertentangan dengan konstitusi," ucap Araf.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sebelumnya mengatakan, saat ini TNI seperti warga negara asing. Sebab, TNI tidak mempunyai hak politik. Gatot berharap, suatu saat nanti TNI punya hak berpolitik. Namun, ia juga menegaskan, harapannya itu tidak untuk diwujudkan dalam waktu dekat.
"Dikatakan harapan boleh, tapi yang jelas sekarang saya sebagai Panglima, TNI belum siap. Entah lima atau 10 tahun lagi," kata Gatot di Kantor Panglima TNI, Jakarta Pusat, Selasa (4/10/2016).
Gatot menjelaskan, hak berpolitik bagi TNI dipengaruhi situasi politik yang tengah berkembang. Di sisi lain, TNI merupakan salah satu lembaga yang memiliki akses ke persenjataan. Maka, butuh kedewasaan untuk mengkombinasikan dua hal tersebut. (kompas.com)
Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
