NASIONAL (RA) - Ratusan pengendara GO-JEK menggeruduk kantor GO-JEK, Kemang, Jakarta Selatan. Para pengendara ojek online ini menuntut perusahaan menghapus aturan performa.
"Ini aturan performa bikin kita susah. Kalau kita lewatin penumpang yang pesen, poin kita berkurang. Hapus aturan performa intinya," kata salah satu pengemudi GO-JEK kepada merdeka.com.
Dia membeberkan, alasan aturan performa jelas merugikan para pengemudi GO-JEK. Dijelaskan pria berumur 29 tahun ini, jika bonus dikurangi, maka pengendara kehilangan uang tambahan untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.
"Kita kan cari uang buat service-service motor dari bonus itu, kalau enggak ada bonus lagi kita gimana," keluh dia.
Selain itu, dia juga mengungkap semua kekurangan pihak manajemen GO-JEK terhadap pekerjanya. Dikatakan dia, saat ini pengemudi GO-JEK tidak lagi mendapatkan asuransi kesehatan.
Bahkan diakuinya, pihak manajemen kurang memperhatikan pekerjanya. Dari mulai finansial sampai kepada kebutuhan-kebutuhan kecil para pengemudi.
"Kita udah enggak dikasih asuransi, dulu pertama-tama ada. Sekarang tabrakan saja enggak diurusin sama pihak perusahaan," ucap dia.
"Kita ini kaya sapi perah saja, masuk enggak masuk terserah pengemudi saja. Kalau bonus mau dihapus silakan, tapi gaji naikin lah, sesuaikan," pungkas dia.
Berdasarkan keterangan resmi dari manajemen Go-JEK, ada tiga hal yang menjadi konsen mereka saat berbisnis. Pertama, kesejahteraan mitra; Kedua, kepuasan pelanggan; Ketiga, keberlanjutan bisnis.
"Tiga hal ini berdiri sama pentingnya, saling berkaitan, dan tidak bisa terlepas dari satu sama lain. Kami terus meningkatkan komunikasi dengan mitra untuk pemahaman yang lebih baik terkait kebijakan baru ini," ujar pihak manajemen Go-JEK.
Dikatakan mereka, setiap kebijakan yang dibuatnya pun selalu memperhatikan ketiga unsur tersebut. Termasuk terkait penyelesaian order. Pasalnya, mereka mengklaim jika akhir-akhir ini pihaknya selalu mendapatkan keluhan dari para pelanggannya terkait penyelesaian order.
"Kami menjalankan kebijakan ini demi menjaga kepuasan pelanggan, yang nantinya dapat menjaga keberlanjutan bisnis, serta pada akhirnya untuk kesejahteraan mitra. Saat ini, kami menerima banyak keluhan terkait penyelesaian order. Dengan bersama memperbaiki hal ini, maka pelayanan terhadap pelanggan dapat meningkat. Kami percaya kepuasan pelanggan adalah kunci utama meningkatkan pendapatan mitra driver," terangnya.
Manajemen Go-JEK pun berharap agar aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para mitra tak mengganggu aktivitas dari driver yang lain.
"Kami juga berharap rekan-rekan mitra yang melakukan aksi unjuk rasa dapat melaksanakannya dengan damai dan niat baik. Kami berharap agar tidak mengganggu rekan-rekan mitra lainnya yang sedang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sebab, masih lebih banyak lagi rekan-rekan mitra driver yang bekerja seperti biasa," tuturnya.
Kebutuhan warga terhadap GO-JEK sudah meningkat. Hal terbukti saat GO-JEK sempat dilarang Kemenhub langsung mendapat reaksi keras masyarakat. Namun, Presiden Joko Widodo saat itu langsung bersikap dengan mencabut aturan tersebut.
Presiden Joko Widodo menjawab aspirasi banyak orang dengan membatalkan keputusan Menhub mengenai pelarangan Aplikasi ojek atau taksi online. Kabar tersebut langsung disampaikan oleh CEO GO-JEK, Nadiem Makarim, melalui email untuk semua orang yang pernah mendaftar GO-JEK. (merdeka.com)
Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
