Kapal Tenggelam di Tanjung Pinang 10 Tewas, 2 Luka, dan 5 Hilang

Kapal Tenggelam di Tanjung Pinang 10 Tewas, 2 Luka, dan 5 Hilang
Korban meninggal akibat kapal pompong tenggelam

TANJUNGPINANG (RA) - Sebuah kapal kayu angkutan penumpang atau pompong yang membawa 17 orang pengemudi dan penumpang tujuan Tanjung Pinang ke Pulau Penyengat tenggelam pada Minggu (21/8) pukul 09.30 WIB. Tim SAR menemukan 10 korban tewas dan dua luka-luka namun dalam kondisi kritis.

Berdasarkan keterangan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, penumpang kapal terdiri dari satu pengemudi, dua anak-anak dan 14 orang dewasa.

"Kapal tenggelam akibat angin kencang dan gelombang besar di perairan Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjung Pinang Kota, Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau. Kapal tersebut membawa wisatawan yang hendak ke Penyengat," kata Sutopo Purwo Nugroho, juru bicara BNPB.

Tim SAR gabungan telah berhasil menemukan 12 orang penumpang, 10 orang meninggal dunia. Lima penumpang masih hilang dan dalam pencarian.

"Saat kapal terbalik dan tenggelam penumpang berusaha berenang dan diselamatkan pompong yang berada di sekitarnya. Sebagian penumpang tidak dapat berenang dan tenggelam terseret gelombang," kata Sutopo dilansir bbc.com.

Tim SAR gabungan yang dipimpin Basarnas saat ini masih melakukan pencarian korban.

Lebih dari 200 personil Tim SAR gabungan terdiri dari Basarnas, BPBD, Marinir TNI AL, Polisi Air, Tagana, Satpol PP, SKPD, masyarakat dan relawan masih melakukan pencarian. Sekitar 20 kapal dan 50 pompong dikerahkan mencari korban hilang.

Pasukan Marinir melakukan penyelaman mencari korban tenggelam namun, menurut BNPB, mereka menghadapi kendala utama yaitu arus yang cukup kencang.

Juru bicara Angkatan Laut Edi Sucipto seperti dikutip AFP mengatakan bahwa kapal kecil tersebut berangkat dari Tanjung Pinang di Riau dan menghadapi cuaca buruk.

"Dua belas orang sudah ditemukan tapi 10 sudah meninggal dunia," katanya. Dia juga menambahkan bahwa dua yang selamat kini berada dalam kondisi kritis. Kapal cepat TNI-AL masih mencari lima orang yang masih hilang, ujar Sucipto lagi.

Menurut Keterangan Kapolda Kepulauan Riau (Kepri), Brigjend.Sam Budigusdian, sebanyak 10 orang telah ditemukan dengan kondisi telah meninggal dunia,dari 10 penumpang yang di temukan, 8 orang penumpang dewasa dan 2 anak-anak, sedangkan penumpang lain sebanyak 5 orang masih belum ditemukan.

Sam Budigusdian menambahkan, dari sejumlah saksi dan keterangan masyarakat Pulau Penyengat mengatakan, sebagian besar penumpang tidak bisa berenang sehingga banyak menimbulkan korban. Berdasarkan salah seorang pengakuan nelayan, Baktiar sempat melihat saat terjadi kecelakaan Laut sudah diketahui oleh masyarakat, namun karena kondisi cuaca yang sangat buruk di perairan kepulauan riau membuat niat para nelayan yang mengetahui tidak berani untuk menolong atau turun ke laut.

Saat ini korban meninggal berada diruangan UGD RSUD Tanjung Pinang dan RS-TNI AL Tanjung pinang untuk dilakukan Identifikasi oleh Sat Reskrim Polres Tanjung pinang,sekaligus menunggu keluarga Korban. Sedangkan korban hilang masih terus dilakukan Pencarian oleh Tim SAR di perairan Tanjung Pinang.

Sementara menurut korban selamat bernama, Resty (20) asal Kota Batam menjelaskan, sekitar pukul 08.30 WIB di Pelabuhan Tanjung Pinang untuk membeli tiket Kapal Pompong (Perahu Kayu) untuk menyeberang ke Pulau Penyengat, korban mengaku saat itu kondisi Awan sudah mulai mendung, kemudian korban menanyakan kepada Penjual tiket pelayaran ke Pulau Penyengat aman atau tidak mengingat cuaca mendung, namun penjual tiket menjamin perjalanan ke Pulau penyengat aman meskipun cuaca kurang baik.

"Pihak penjual tiket pelayaran penyeberangan mengatakan,jika cuaca mendung tidak menjadi masalah saat melakukan pelayaran," ujarnya dilansir detik.com.

Lebih lanjut korban menambahkan, pada pukul 08.45 WIB kapal berangkat mengangkut 16 orang lainnya berangkat menuju pulau penyengat.

"Sekitar pukul 09.00 WIB di depan pelabuhan antara Pulau pinang dan Penyengat tiba-tiba angin kencang disertai hujan lebat dan ombak kuat, kemudian air laut mulai memasuki kapal dan para penumpang panik karena kapal semakin turun ke dalam dan terbalik," kata Resty.

Pada saat kapal mulai terbalik Resty melompat dan mencoba berenang meraih kapal yang terbalik sebagai tempat tumpuan agar tidak tenggelam.

Tak Sediakan Pelampung

Pengemudi perahu pompong yang tenggelam di sekitar perairan Pulau Penyengat, tidak menyediakan pelampung.

"Ini menjadi pelajaran berharga. Keselamatan penumpang pompong harus menjadi perhatian," kata Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kepri Reni Yusneli saat melayat korban yang meninggal dunia di RSUD Tanjungpinang, Minggu (21/8).

Dia mengatakan, sebenarnya setiap sosialisasi keselamatan penumpang kapal dan pompong, pemerintah selalu mengingatkan wajib menyiapkan alat keselamatan penumpang. Salah satunya pelampung. Tetapi sayangnya, pemilik pompong kurang memperhatikan hal tersebut.

"Meskipun jarak Penyengat dan Tanjungpinang itu dekat, tetap saja jika terjadi gelombang angin atau badai selalu mengakibatkan tenggelamnya pompong yang memakan korban penumpangnya. Oleh karena itu musibah ini kiranya bisa dijadikan pelajaran agar tidak terulang lagi," katanya dilansir republika.co.id.

Sekitar pukul 09.00 WIB, Said, pengemudi perahu pompong membawa sebanyak 16 orang dari pelabuhan menuju Pulau Penyengat. Perahu kayu berukuran kecil itu biasanya hanya mengangkut sebanyak 15 penumpang.

Sekitar tujuh menit perjalanan, mesin pompong mendadak mati, kemudian hidup lagi dan kapal perlahan-lahan tenggelam. Dua orang berhasil diselamatkan, masing-masing seorang penumpang dan pengemudi pompong mendapat pelampung dari petugas MV Baruna. Sedangkan 10 penumpang lainnya meninggal dunia dan 5 orang masih dalam pencarian.

Terkait insiden itu, Reni mengatakan, Pemprov Kepri mengucapkan turut berduka cita.

"Dengan musibah ini diharapkan pemerintah dan instansi pelayaran atau 'stakeholder' harus benar-benar memikirkan pelayanan dan keselamatan masyarakat pemakai jasa pompong. Harus ada regulasi yang mengatur keselamatan masyarakat yang bergerak dari pulau ke pulau khususnya Tanjungpinang-Pulau Penyengat," tegasnya.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index