NASIONAL (RA) – Bayi berkepala dua atau dicephalic parapagus, Siti Nur Azizah, meninggal, Jumat malam, 19 Agustus 2016. Penyebab meninggalnya bayi itu karena adanya kebocoran pada jantungnya, sehingga hal itu menyebabkan bayi mengalami sesak napas.
Dianto, ayah dari bayi tersebut mengaku sudah ikhlas atas kematian putrinya itu. Menurutnya, apa yang menimpa putrinya itu merupakan takdir Tuhan.
"Semuanya sudah saya serahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, semoga anak saya juga diterima di sisi-Nya," kata Dianto.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ibnu Sina, Endang Puspitowati, mengatakan timnya sudah berusaha untuk menyelamatkan nyawa bayi tersebut. Bahkan, dia juga sudah melakukan koordinasi dengan tim dokter dari RSUD Dr Soetomo.
"Tapi kehendak Tuhan lain, walaupun kami sudah melakukan usaha semaksimal mungkin," kata Endang.
Sebelumnya, Ketua Tim Kembar Siam Terpadu, RSUD Dr Soetomo, Agus Hariyanto, mengatakan jika kemungkinan hidup bayi tersebut sangatlah kecil. Tepatnya, kemungkinan hidupnya hanya mencapai satu persen.
"Berdasarkan pengalaman kami memang seperti itu, walaupun kami akan segera meluncur ke Gresik untuk memeriksa kondisinya, karena kabarnya kondisinya terus memburuk," kata Agus, di Surabaya.
Bayi berkepala dua itu merupakan anak dari pasangan Sri Wahyuni (33) dan Dianto. Mereka merupakan warga Jalan Kapten Dulasim, Indro, Gresik. Bayi itu dilahirkan melalui operasi caesar selama 30 menit, serta memiliki berat badan 4.200 gram, dan panjang 43 sentimeter. (VIVA.co.id)
Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari