Tokoh Pariaman: Ini Penyesalan Terbesar Kami Pada Presiden!

Tokoh Pariaman: Ini Penyesalan Terbesar Kami Pada Presiden!
Archandra Tahar (kanan).

NASIONAL (RA) - Seorang tokoh masyarakat Pariaman, Sumatera Barat, Nasrun Jon mengatakan pemberhentian Archandra Tahar dari jabatannya sebagai Menteri ESDM menimbulkan pertanyaan besar bagi masyarakat, khususnya Sumatera Barat. Mengingat putra berdarah Minangkabau itu baru saja dilantik dan memiliki rekam jejak yang baik

"Sebagai masyarakat Pariaman saya merasa kecewa dan ini merupakan penyesalan terbesar kami kepada presiden. Setelah dia berkarir di Amerika Serikat lalu dipanggil menjadi menteri kemudian diberhentikan dalam waktu yang sangat terbilang singkat," katanya, di Pariaman, Selasa (16/8/2016).

Ia menilai terdapat kekeliruan dari pemerintah pusat dalam mengambil keputusan tersebut.

Menurut Nasrun, jika pemerintah memahami persoalan status kewarganegaraan, seharusnya dikaji sebelum putra asli Minangkabau tersebut dilantik serta disumpah di Istana Negara.

"Yang kami ketahui dari pihak keluarga, dia tidak pernah meminta jabatan, lalu kenapa dipermalukan seperti itu," ujarnya.

Nasrun Jon berharap ke depan tidak akan ada lagi kasus serupa terjadi di Indonesia karena dinilai memalukan bangsa dan negara.

Sebelumnya, hal yang sama juga diungkapkan oleh keluarga besar mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Archandra Tahar di Kota Pariaman. Mereka menyayangkan pemberhentian Archandra dari jabatan yang baru diembannya itu oleh Presiden Joko Widodo.

Mulyeti (43), sepupu Archandra Tahar, di Pariaman, Selasa (16/8/2016), mengatakan pemberhentian yang dilakukan Presiden tersebut telah menimbulkan tanda tanya besar dari pihak keluarganya.

Menurutnya, dari pada Archandra Tahar diberhentikan dari kursi kementerian, pihak keluarga menilai lebih baik mengundurkan diri secara hormat. "Rasanya lebih baik dia mengundurkan diri, karena itu lebih terhormat dari pada diberhentikan yang baru menjabat 20 hari," jelasnya.

Pihak keluarga juga mengaku selama ini memang tidak mengetahui persis terkait persoalan tersebut, karena mantan menteri yang baru dilantik menggantikan posisi Sudirman Said tersebut jarang pulang ke tanah Minangkabau.

Mulyeti mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh pihak keluarga setelah dilantik beberapa waktu lalu, Archandra Tahar mengaku tidak terlalu berharap menduduki posisi menteri.

"Kami dari pihak keluarga sangat terkejut mendengar kabar pemberhentian tersebut, tentu saja berita itu membuat keluarga besar kami merasa sedih dan kenapa tidak ada jalan keluar sehingga harus seperti sekarang ini," tuturnya.

Dia menambahkan, jika Presiden mempermasalahkan status kewarganegaraan kerabatnya, apakah pada saat sebelum dipilih menjadi Menteri ESDM tidak ada perhatian khusus persoalan tersebut. (rimanews)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index