Dinas Pendidikan Diminta Lebih Arif Ambil Keputus

Buku Porno Tak Jadi Ditarik Dari Murid

Buku Porno Tak Jadi Ditarik Dari Murid
Ade Hartati Rahmad MPd

PEKANBARU (RA) - Terkait buku pelaaran Pendidikan Jasmani kelas V SD di Kota Pekanbaru yang menampilkan materi yang vulgar, yakni pembahasan tentang alat kelamin manusia dengan judul materi, Menjaga Kebersihan Alat Reproduksi ternyata tetap dibiarkan berada di tangan murid alias tidak ditarik oleh Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru. Dengan demikian, Disdik Kota Pekanbaru dinilai mengambil langkah yang salah di tengah kondisi jiwa anak SD yang rasa keingintahuannya sangat besar.

Menanggapi persoalan ini, Sekretaris Komisi III DPRD Kota Pekanbaru yang membidangi pendidikan, Ade Hartati Rahmad MPd mengatakan, meskipun buku tersebut pada halaman yang menyajikan materi vulgar dilakukan isolasi, namun persoalan yang lebih besar adalah, disaat anak-anak terus berusaha ingin tahu apa yang disembunyikan dan mengapa tidak boleh dilihat.

"Selain itu, saat ini persoalan yang tidak kalah besarnya adalah, kita mempertanyakan, bagaimana masuknya materi itu dalam pelajaran anak kelas V bisa terjadi. Padahal, otonomi pendidikan memberi ruan kepada pemerintah daerah untuk bisa mengambil sikap tegas untuk setiap permasalahan, tapi mengapa hal ini terjadi. Makanya, kita sangat menghimbau agar Disdik bisa mengambil langkah yang arif dan bijaksana dalam persoalan ini, karena ini bukan persoalan sepeleh, ini menyangkut moral generasi di masa yang akan datang," ungkap Ade Hartati ketika dikonfirmasi di gedung DPRD Kota Pekanbaru, Jum'at (28/9).

Diterangkan Ade, meskipun saat ini merupakan era keterbukaan, namun tetap mengacu kepada nilai dan norma yang ada di tengah masyarakat. Materi yang disajikan dalam setiap pelajaran, semestinya materi yang menjadi tempat anak belajar tentang kehidupan, bukan menjadikan anak kurang ajar.

"Ini perlu ditinjau dari nilai kepatutannya juga, apakah materi itu patut dipelajari oleh anak SD. Ini seharusnya yang ditinjau dahulu oleh Disdik melalui pengawasannya sebelum buku ini disalurkan ke sekolah," terang Ade lagi.

Politisi PAN ini juga menambahkan, dengan pelajaran mengenai alat reproduksi tersebut, dinilai terlalu dini untuk disajikan kepada siswa kelas V SD. Sebab, materi tersebut tidak memerlukan materi melainkan akan terjadi secara autodidak yang dipahami oleh anak-anak secara sendiri dan arahan dari orangtua di rumah.

"Kita selalu berbicara untuk membangun karakter, kalau dengan masuknya materi yang tidak pantas alias vulgar ini, maka upaya kita untuk membangun karakter generasi yang berpendidikan akan percuma," imbuhnya. (RA1)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index