Tanggapi Wacana Pemblokiran Google, Pengamat: Bisa Hambat Demokratisasi

Tanggapi Wacana Pemblokiran Google, Pengamat: Bisa Hambat Demokratisasi
ilustrasi

RAGAM (RA) - Pakar pemasaran digital Anthony Leong mengatakan kebutuhan untuk akses internet jangan hanya dilihat dari sisi negatif sehingga dirinya tidak sependapat dengan gagasan memblokir sejumlah situs seperti Google dan Youtube.

Jangan hanya condong lihat sisi negatifnya saja, tetapi kebutuhan akses internet merupakan hal yang sangat mendasar dan banyak keuntungan yang jauh lebih besar bagi penggunanya jika dimanfaatkan dengan bijak," kata Anthony Leong dalam siaran pers yang diterima di Jakarta

Menurut dia, pernyataan untuk mendukung pemblokiran tersebut dinilai bisa menghambat demokratisasi hak seseorang untuk memperoleh akses internet.

Anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu sangat setuju jika kekhawatiran soal maraknya kasus tindak kekerasan dan pornografi memang harus diperangi.

Namun, lanjutnya, tidak tepat jika harus diblokir begitu saja, lebih baik kita mendorong pemunculan platform baru, seperti platform sosial yang dapat memfilter atau menanggulangi berbagai konten-konten negatif.

"Sebenarnya pemerintah juga sudah lakukan pemblokiran ke situs-situs negatif yang dinamakan internet positif. Namun, untuk Youtube memang belum ada penyaringan konten yang serius," kata Anthony.

Untuk itu, ujar dia, lebih baik bila berbagai pihak fokus mendorong kemunculan platform baru, seperti platform sosial yang dapat memfilter konten-konten negatif semacam isu-isu rasis, kebencian, pornografi dan konten negatif lainnya.

Wacana pemblokiran situs tersebut mengemuka setelah Sekretaris Jenderal Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jafar Hafsah dalam keterangan pers pada hari Selasa (07/06/2016) mengatakan bahwa Google dan Youtube telah secara bebas menebarkan konten pornografi dan juga kekerasan tanpa kendali sedikitpun.

Google dan Youtube telah memberikan dampak yang negatif kepada Indonesia, jika mereka tidak bisa mengendalikan situs yang mereka unggah untuk masyarakat, ujar Jafar.

Menurutnya, jika Youtube dan Google menolalh untuk mengendalikan situs mereka dimana situs tersebut telah menyediakan banyak konten yang layak untuk diblokir.jutaan konten pornografi dan juga kekerasan terdapat dalam situs tersebut. (rimanews)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index