Pekanbaru Di Kepung Asap BLH Klaim Belum Berbahaya

Pekanbaru Di Kepung Asap BLH Klaim Belum Berbahaya
(Ilustrasi int)

PEKANBAR (RA)- Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pekanbaru menyatakan, Kabut asap yang menyelimuti kota Pekanbaru belum berbahaya. Meski di beberapa Kabupaten sudah mulai tebal.

Belum berbahayanya udara pekanbaru di buktikan oleh Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di depan Kantor Walikota Pekanbaru masih menunjukkan kondisi Sedang.

Kepala BLH Kota Pekanbaru S.Sayuti ketika di konfirmasi RiauAktual.com Selasa (18/9) menyatakan penyebab asap di kota Pekanbaru akibat kebakaran di Luar kota bahkan dari luar provinsi Riau.

"Untuk kota Pekanbaru asap ini belum berpengaruh terhadap PON karena kebanyakan pertandingan di lakukan di ruang tertutup. Yang saya dengar asap hasil kebakaran di luar Riau. Dampaknya di Luar kota Pekanbaru memang sudah tebal seperti di kabupaten," ujarnya.

Terkait pengaruh kabut asap terhadap penyelenggaraan PON Sayuti berkomentar untuk Pekanbaru belum ada pengaruh.

"Akan tetapi untuk kabupaten mungkin ada karena ada cabor yang bertanding di ruang terbuka," ujarnya.

Selain itu ulasnya, kondisi udara kota Pekanbaru saat ini masih masuk kategori sedang. Untuk menyikapi hal ini Sayuti menyarankan untuk para atlet agar tidak melakukan aktifitas di luar. Jika memang di perlukan karena harus mengikuti pertandingan sebaiknya menggunakan masker.

Ditempat yang berbeda data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan satelit NOAA-18 terakhir berhasil mendeteksi kemunculan sebanyak 250 titik panas di Sumatra yang tersebar di sejumlah provinsi.

"Terakhir pada Senin (17/9) satelit berhasil mendeteksi sebanyak 250 titik panas," kata Yidhistira Mawaddah selaku analis lembaga pemantau cuaca itu di Pekanbaru diruangannya.

Dia menguraikan, titik panas yang diindikasikan sebagai lokasi kebakaran hutan atau lahan itu terbanyak terdeteksi berada di Provinsi Jambi dengan jumlah yang mencapai 112 titik.

Kemudian di Sumatera Selatan katanya terdeteksi ada sebanyak 78 titik serta Bengkulu ada sebanyak 75 titik panas.

"Sementara untuk Riau terdeteksi terakhir ada sebanyak 36 titik panas yang tersebar di sejumlah wilayah kabupaten," terangnya.

Terangnya lagi disusul dengan Lampung yang terdeteksi ada sebanyak sembilan titik panas, Sumatra Barat ada tujuh titik, Aceh sebanyak empat titik dan terakhir yakni Sumatra Utara ada terdeteksi tiga titik panas.

Dibandingkan dengan hari Minggu (16/9), menurut Yudhistira jumlah titik panas tersebut jauh lebih besar.

"Sebelumnya di Sumatra tidak sampai seratusan titik panas dan di Riau hanya ada terdeteksi sebanyak tujuh titik," katanya.(RA5)

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index