RIAUAKTUAL.COM -  Kasus pemerkosaan massal yang dilakukan 19 Pria terhadap seorang gadis Manado bernisial STC di Gorontalo, Sulawesi Utara diragukan. Pasalnya, STC tak bisa menceritakan kronologis kejadian pemerkosaan yang terjadi Januari 2016 silam. Selain itu, saksi-saksi juga menyatakan, tidak ada pemerkosaan yang kabarnya melibatkan oknum polisi itu.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dir Reskrimum) Kepolisian Daerah Sulawesi Utara, Komisaris Besar Polisi Pitra Ratulangi, mengungkapkan, dugaan pemerkosaan ini berawal pada 24 Januari 2016 lalu.

"Saat STC dan Y diajak oleh M (rekan kerja STC di sebuah tempat karaoke di Manado) menuju Gorontalo, untuk menemui seseorang," kata dia di Mapolda Sulut.

Setibanya di salah satu hotel di Gorontalo, STC bersama Y dan M dijemput oleh dua pria, kemudian mereka masuk ke kamar dan mengonsumsi narkoba jenis sabu. Diketahui, ada empat pria lainnya yang juga bergabung dengan mereka.

Hal tersebut juga diakui oleh saksi Y, teman STC. Kata Y, tidak terjadi pemerkosaan terhadap STC.

"Saya dan STC selalu bersama selama di hotel di Gorontalo," ujar Y, yang juga hadir di Mapolda Sulut.

Y menuturkan, pada 28 Januari 2016, mereka sempat pindah ke hotel lain karena diusir pengelola hotel. Karena membuat kegaduhan.
Keesokan harinya 29 Januari 2016 STC, Y, dan M kembali ke Manado. Dalam perjalanan, STC ditegur dua temannya tersebut agar memakai pembalut, karena STC sedang menstruasi. (rimanews)