Ade Hartati: Sosialisasi Bahaya HIV/AIDS Seharusnya Hingga ke Sekolah

Ade Hartati: Sosialisasi Bahaya HIV/AIDS Seharusnya Hingga ke Sekolah
Ade Hartati Rahmad MPd

PEKANBARU (RA) - Berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), hingga Juni 2012 ini 114 orang penderita AIDS dan tujuh orang penderita HIV di Pekanbaru meninggal dunia. Dengan fakta tersebut diketahui bahwa Kota Pekanbaru masih sangat tinggi kasus penyakit menular yang mematikan tersebut.

Menanggapi hal ini, Sekretaris Komisi III DPRD Kota Pekanbaru yang membidangi kesehatan, Ade Hartati Rahmad MPd mengatakan, selama ini kekurangan pemerintah adalah mensosialisasikan virus berbahaya tersebut kepada generasi muda yang menjadi sasarannya.

"Kita minta pemerintah harus serius dalam memperhatikan kasus HIV ini, sebagaimana dari visi kota saat ini yang ingin menjadi kota yang agamais dan kota yang maju, harus dibarengi juga dengan cikal bakal yang sehat. Kita minta pemerintah melakukan sosialisasi bahaya virus HIV ini hingga ke sekolah-sekolah yang ada di Kota Pekanbaru, kalau perlu juga lakukan di Posyandu agar masyarakat lebih tahu bahaya virus tersebut," ungkap Ade ketika dikonfirmasi di gedung DPRD Kota Pekanbaru, Jum'at (14/9).

Dikatakan politisi Partai Amanat Nasional tersebut, ancaman virus berbahaya yang mematikan itu bisa menyerang siapa saja, tidak hanya remaja tapi juga balita. Maka, masyarakat perlu mendapatkan pengetahuan antisipasi terjangkitnya virus AIDS.

"Pemerintah bersama dengan instansi terkait lainnya harus gencar melakukan sosialisasi, baik di sekolah-sekolah, masyarakat maupun di lingkungan rawan prostitusi. Karena penyakit HIV dan AIDS ini tidak hanya berasal dari pergaulan seks bebas, tapi bisa juga akibat dari penggunaan jarum suntik secara bergantian dengan penderita HIV dan AIDS," terang Ade.

Ia juga menambahkan, pemerintah juga diharapkan dapat memberikan fasilitas untuk masyarakat melakukan cek up kondisi darahnya, apakah sudah terjangkit atau belum. Sebab, penyakit yang diakibatkan virus tersebut tidak dapat dirasakan langsung oleh penderita dalam waktu dekat, melainkan dampaknya timbul setelah puluhan tahun.

"Ini adalah bentuk antisipasi, semakin cepat mereka tahu, maka semakin cepat juga mereka bisa melakukan langkah-langkah antisipasi agar tidak terjangkit kepada yang lainnya. Pemerintah harus menunjuk sebuah rumah sakit khusus untuk melakukan cek kondisi darah masyarakat," pungkasnya. (RA1)

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index