PEKANBARU (RA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mencatat sebanyak 40 titik panas (hotspot) terpantau di Provinsi Riau pada Rabu (5/11/2025). Meski demikian, sejumlah wilayah di Riau masih berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Forecaster On Duty BMKG Pekanbaru, Anggun R, mengatakan bahwa dari hasil pantauan citra satelit, titik panas terbanyak terdeteksi di Kabupaten Siak sebanyak 17 titik, disusul Indragiri Hilir 13 titik, Indragiri Hulu 5 titik, Kampar 3 titik, Pelalawan 1 titik, dan Rokan Hulu 1 titik.
"Secara total, di Pulau Sumatera terpantau 208 titik panas. Riau menjadi salah satu provinsi dengan jumlah hotspot cukup tinggi setelah Sumatera Barat," jelas Anggun, Rabu pagi.
Sementara terkait cuaca, BMKG memprakirakan, pada pagi hari kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Riau cerah hingga cerah berawan, namun hujan ringan masih berpotensi terjadi di sebagian wilayah Indragiri Hilir dan Bengkalis.
Memasuki siang hari, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang secara tidak merata berpotensi mengguyur Rokan Hulu, Kampar, dan Kuantan Singingi.
Sementara pada sore hingga malam hari, hujan juga berpeluang turun di wilayah Dumai, Kampar, Siak, Pelalawan, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, dan Kota Pekanbaru.
"Pada dini hari nanti, kondisi udara diprakirakan kabur hingga berawan, dengan potensi hujan ringan hingga sedang di Bengkalis, Pelalawan, dan Kepulauan Meranti," tambahnya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, khususnya di wilayah Kepulauan Meranti, Pelalawan, dan Indragiri Hilir pada sore hingga dini hari.
Suhu udara diperkirakan berkisar antara 23 hingga 34 derajat celsius, dengan kelembaban udara antara 48 sampai 96 persen. Angin bertiup dari arah barat menuju utara dengan kecepatan 10-30 km/jam.
Sementara itu, tinggi gelombang laut diperkirakan masih dalam kategori rendah, yakni antara 0,5 sampai 1,25 meter.
BMKG juga mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), mengingat masih terdeteksi puluhan titik panas di sejumlah wilayah.
