KUANSING (RA) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) merasa geram tentang adanya laporan beberapa oknum mengaku wartawan memeras beberapa kepala desa di Kuansing.
Kekesalan tersebut disampaikan oleh penasehat PWI Kuansing yang juga mantan Ketua PWI Kuansing Amrizal Amin saat berbincang di kantor PWI Kuansing, Rabu (20/4) di Teluk Kuantan.
"Baru-baru ini ada informasi bahawa ada tiga orang mengaku sebagai wartawan tabloit, namun mereka memeras beberapa kepala desa di Kuansing termasuk Kepala Desa Pulau Baru dan Kepala Desa Kopah, Ini berdasarkan laporan dari kepala desa yang bersangkutan," ujar Amrizal.
Dijelaskan Amrizal, jika kedatangan oknum tersebut untuk memeras dan menakut-nakuti dengan cara mengintrogasi maka mereka bukanlah watawan.
"Seandainya oknum tersebut wartawan tentu mereka tahu aturan kode etik jurnalistik dan mereka tentu tahu kewajibannya sebagai wartawan," jelasnya.
"Yang namanya wartawan itu adalah memberikan informasi yang benar kepada masyarakat, meberikan kritikan yang bersifat membangun. Dalam melakukan infestigasi, wartawan harus mengedepankan sikap sopan, ramah membuat narasumber menjadi senang bila berhadapan dengan wartawan. Narasumber di dalam menghadapi masalah, mereka merasa terbantu oleh wartawan, itulah wartawan," terangnya.
Berkaitan dengan hal ini, wartawan lulusan sarjana hukum ini mengimbau kepada masyarakat yang merasa diperas oleh oknum atau melihat tindakan pelaku yang mencurigakan, maka secepatnya melaporkan ke aparat kepolisian. "Dan PWI siap membantu warga karena oknum tersebut jelas telah merusak citra profesi wartawan," imbaunya.
Kepala Desa Kopah Sarkawi ketika dikonfirmasi melalui selulernya membenarkan bahwa dirinya tekag dudatangi oleh tiga oknum yang mengaku sebagai wartawan.
Berdasarkan keterangannya, mereka datang dengan sikap arogan dan langsung mengintrogasi dirinya dengan menakut-nakuti bahwa kegiatan yang dilaksanakan menyalahi aturan. "Tetapi anehnya mereka datang menyodorkan proposal bantun untuk mendirikan kantor, tetapi mereka memaksa agar saya memberikan bantuan yang besarannya ditentukan oleh mereka," jelasnya.
Selain itu kata Sarkawi, mereka mengaku menjumpai kepala desa atas suruhan Camat Kuantan Tengah. Namun setelah ditanya ke camat, camat Kuantan Tengah terkejut terkejut karena dirinya tidak pernah berjumpa dan menyurh oknum tersebut. "Masak saya yang menyuruh orang lain untuk turun yang tidak ada kapasitasnya," jelasnya.
Menurut Sarkawi, ketiga oknum yang mengaku wartawan tersebut sudah dua kali mendatangkinya dan ujung-ujungnya minta uang. (Dr)
