TEMBILAHAN (RA) - Hingga hari ini Dinas Kesehatan Kabupaten Inhil telah mendata 21 anak gizi buruk dan kekurangan gizi. Fakta itu mengakibatkan Inhil menjadi Kabupaten dengan kasus gizi buruk tertinggi di Provinsi Riau.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Inhil, Zainal Arifin saat dihubungi melalui telepon selulernya, Selasa (19/4). Dikatakannya, berdasarkan instruksi Bupati HM Wardan, sejak awal tahun 2016 lalu, pihaknya telah melakukan sweeping untuk melakukan pendataan bagi anak yang menderita gizi buruk.
"Dan dari hasil sweeping tersebut, kami menemukan ada 21 kasus gizi buruk di Inhil," jelas Zainal.
Adapun faktor yang mendasar yang menyebabkan terjadinya anak yang kurang gizi dikarenakan faktor kemiskinan dan minimnya pengetahuan orang tua dalam memberikan asupan gizi terhadap anaknya.
"Selain itu, setelah pendataan yang kami lakukan, kami juga menemukan jika ada penyakit lain yang diderita anak sehingga tidak mau makan dan lain-lain. Ada juga yang sakit ibunya sehingga tidak bisa memberikan ASI kepada anaknya, hal itu juga menjadi penyebab anak menderita gizi buruk," tambahnya.
Sementara itu, M Rafi yang berumur 4 bulan asal Desa Teritip Bakau Lurus, Kecamatan Kateman (guntung), Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) mengalami gizi buruk saat ini telah berada di RSUD Puri Husada Tembilahan.
"Dari awal masuknya si Rafi (ke Rumah Sakit Umum Guntung, red), beratnya 1,9 Kilo (Kilogram, red). Pokoknya, enggak sampai 2 kilo lah. 3 hari dirawat, beratnya tetap bertahan 1,9 kilo," jelas Idah (32) ibunda Rafi.
Ia menyatakan pasrah dengan kondisi anaknya. "Saya harap pemerintah lebih peduli. Agar apa yang anak saya alami, tak dialami anak-anak lain," lanjutnya.
Dokter Umum di UGD RSUD Puri Husada, Dr. Iqbal mengatakan kondisi yang dialami Rafi tergolong berat. Namun, Rafi tidak mengalami sesak napas dan demam, berat badannya yang terus turun.
Laporan : SUF
