DLH Kuansing: PT SIM Berkontribusi Cemari Sungai Singingi, COD Lampaui Baku Mutu

DLH Kuansing: PT SIM Berkontribusi Cemari Sungai Singingi, COD Lampaui Baku Mutu
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).

KUANSING (RA) — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, mengungkap hasil uji laboratorium terkait dugaan pencemaran Sungai Singingi yang mengakibatkan ribuan ikan mati mengambang pada Sabtu, 24 Mei 2025 lalu.

Hasil uji laboratorium terhadap sampel air di dua titik lokasi sungai menunjukkan adanya kandungan Chemical Oxygen Demand (COD) dan tingkat keasaman (pH) yang melebihi baku mutu lingkungan.

"Dari 39 parameter yang diuji, lokasi pertama di bagian hulu—dekat pabrik—menunjukkan angka COD sebesar 694 mg/l, padahal ambang batas aman hanya 350 mg/l," ujar Kepala DLH Kuansing, Deflides, pada Kamis (26/6/2025).

Selain COD, tingkat keasaman air (pH) di lokasi hulu tercatat 5,51, di bawah ambang batas normal yang ditetapkan antara **6 hingga 9**. Sementara pH di bagian hilir tercatat **5,80**, yang berarti masih berada di bawah standar namun sedikit lebih baik dari hulu.

"Artinya, air di bagian hulu lebih asam dibandingkan hilir," jelas Deflides.

Ironisnya, kadar COD di bagian hilir justru lebih tinggi, yaitu mencapai 779 mg/l, lebih dari dua kali lipat batas maksimum yang diizinkan. Selain itu, tingkat kekeruhan atau sedimen di aliran sungai tercatat mencapai 1.615 mg/l, jauh di atas ambang batas normal 250 mg/l.

Meski demikian, DLH Kuansing memastikan pencemaran tersebut bukan disebabkan oleh kebocoran kolam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) milik pabrik PT Sinergi Inti Makmur (SIM) yang berlokasi di Desa Logas Hilir, Kecamatan Singingi.

"Berdasarkan hasil inspeksi dan laboratorium, pencemaran terjadi karena sistem drainase air cucian pabrik terhubung dengan saluran air hujan, yang kemudian mengalir ke sungai," terang Deflides.

Sebagai tindak lanjut, pihak perusahaan dikabarkan telah **memisahkan drainase cucian pabrik** dan menyambungkannya langsung ke kolam IPAL untuk menghindari pencemaran lanjutan.

Sebelumnya, pada 24 Mei 2025, masyarakat Kuansing dihebohkan dengan fenomena ribuan ikan mati mengambang di Sungai Singingi. Warga pun memanfaatkan momen tersebut untuk menangkap ikan secara massal dengan berbagai alat tangkap.

Beberapa unggahan di media sosial memperlihatkan warga membawa pulang ikan-ikan berukuran besar. Ada juga yang berpose di atas sampan yang penuh dengan hasil tangkapan.

DLH Kuansing menyatakan akan terus melakukan pemantauan terhadap kondisi lingkungan di sekitar aliran sungai dan memastikan pihak perusahaan bertanggung jawab atas dampak lingkungan yang ditimbulkan.

#Lingkungan #Kuansing

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index