NASIONAL (RA) - Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso menyatakan pemerintah Indonesia masih terus bernegosiasi guna membebaskan 10 awak kapal tunda asal Indonesia yang disandera kelompok garis keras Abu Sayyaf di Filipina. Dia menyatakan telah bekerjasama dengan Intelijen Filipina untuk menempuh cara negosiasi itu.
"Ya kita akan negosiasi terus. Saya terus bekerjasama dengan intelijen Filipina," kata Sutiyoso di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (31/3), seperti dikutip merdeka.com.
Dia menyatakan, cara negosiasi merupakan pilihan alternatif yang utama yang akan diambil oleh pemerintah sementara ini. Sebab, apabila mengambil langkah melakukan penyerangan, perlu pelbagai pertimbangan yang harus diambil.
Terlebih, dikabarkan penyandera memberikan tenggat waktu sampai 8 April, apabila uang tebusan tak dibayar, mereka mengancam akan membunuh kesepuluh awak kapal.
"Ya makanya kita negosiasi terus. Kan masih 8 hari. Tentu secara politis tidak mudah membuat opsi-opsi dengan serangan itu tidak mudah, lihat aspek politis, segala macam," katanya.
Sutiyoso mengaku telah mendapatkan informasi bahwa kesepuluh awak kapal itu dalam kondisi yang baik. Dia juga mengaku telah mengetahui dimana lokasi penyanderaan. Meski begitu, dia tidak mengetahui apakah kesepuluh awak kapal itu ditahan di satu lokasi ataupun tidak.
"Kita sudah tahu lokasi mereka, tentu beberapa opsi harus kita siapkan, tetapi sekali lagi tentu keselamatan sandera adalah prioritas utama," katanya.
"Ya (dalam kondisi) masih aman, cuma kita tidak tahu mereka dipencar atau tidak, cuma informasinya di samping WNI ada juga WNA, setahu kita ada 11, ada dari Kanada, Belanda, Norwegia, ada Filipina juga," katanya menambahkan.
Sementara itu, Sutiyoso mendatangi Istana Negara siang ini sekitar pukul 14.00 Wib. Mantan Gubernur DKI Jakarta dua periode itu datang bersamaan dengan Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi.