Akademisi sebut anak muda yang galau mudah terpikat dengan ISIS

Akademisi sebut anak muda yang galau mudah terpikat dengan ISIS
isis

NASIONAL (RA) - Gejala banyaknya pemuda terpikat dengan gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menjadi kekhawatiran bagi sejumlah kalangan dan akademisi. Terlebih lagi, sekitar 100 sampai 200 anak muda Indonesia tercatat bergabung dengan ISIS.

Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan mengatakan, salah satu penyebab banyaknya anak muda tertarik dengan ISIS karena kegalauan mereka menghadapi persaingan di masa depan.

"Kenapa anak muda banyak tertarik? Salah satunya karena kegalauan anak muda. Saat ini mereka harus berkompetisi dalam hidup yang semakin sulit. Lalu ISIS menawarkan jalan pintas, menjadi zero to hero. Berjuang bersama ISIS, lalu menjadi pahlawan," kata Noorhaidi dalam seminar 'Melawan Gerakan dan Ideologi ISIS di Indonesia', di Quality Hotel Yogyakarta, Kamis (31/3).

Menurut Hasan, mimpi heroisme dengan label agama yang dijual ISIS membikin banyak anak muda tertarik bergabung.

"Siapa yang tidak mau jadi pahlawan? Dalam pikiran mereka, enggak apa-apa saya mati, yang penting nanti masa depan jadi lebih baik karena perjuangan saya. Inilah yang terjadi," ujar Hasan.

Peneliti terorisme, Syafiq Hasim, menambahkan masuknya ISIS di Indonesia menjadi lebih mudah karena banyak kelompok radikal yang tumbuh subur. Padahal menurut dia, menjadi radikal adalah satu langkah menuju terorisme. Kondisi itu semakin diperparah dengan model pencegahan dilakukan pemerintah, yang berorientasi pada keamanan nasional.

"Seharusnya pendekatan harus yang langsung terkait dengan kelompok-kelompok radikal. Bukan cuma deradikalisasi, tapi juga harus memperhatikan kesejahteraan. Misalnya dari survei yang dari saya lakukan, 60 persen pengusaha tidak mau mempekerjakan mantan teroris. Akhirnya ketika keluar dari penjara, mereka jadi lebih radikal," ucap Hasan.

Menurut Ketua Lembaga Kajian Konflik dan Perdamaian Yogyakarta, Purjatian Azhar, salah satu cara harus dilakukan guna menangkal gerakan dan ideologi ISIS di kalangan anak muda Indonesia, yakni dengan cara memperkuat demokrasi dan ideologi Pancasila sebagai landasan bernegara.

"Kami membuat seminar ini karena gelisah dengan kondisi generasi muda, yang mudah sekali terbujuk rayu oleh gerakan ekstremis seperti ISIS. Apa yang harus dilakukan sebenarnya bisa memulai dengan membangun demokrasi, dan meletakkan kembali Pancasila sebagai ideologi bersama," kata Purjatian. (merdeka.com)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index