Kronologis mahasiswi todongkan pistol di Bandara Soekarno-Hatta

Kronologis mahasiswi todongkan pistol di Bandara Soekarno-Hatta
Mahasiswi penodongan pistol di bandara

NASIONAL (RA) - Petugas piket sentra pelayanan kepolisian (SPK) Polresta Bandara Soekarno-Hatta, Aiptu Slamet Haryadi, menceritakan bagaimana awalnya Magfira (21) nekat menodongkan pistol di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (28/3) siang.

Berdasarkan informasi dihimpun, Magfira awalnya jalan kaki dari arah Tangerang ke bandara melalui Jalan Perimeter Selatan, Senin pagi.

"Dari saksi mata yang melihat, ada perempuan pakai mukena jalan kaki di sepanjang jalan itu. Di tengah jalan, antara dia nyetop taksi atau sopir taksinya ngasih tumpangan, naiklah dia sampai ke Terminal 2D itu, pintu keberangkatan," kata Slamet.

Setelah naik taksi, Magfira meminta diantar ke Terminal 2D. Sesampainya di sana, sesaat setelah membuka pintu taksi, Magfira menodongkan pistol yang belakangan diketahui merupakan airsoft gun kepada orang di sekitar sana.

Sembari menodongkan pistol, Magfira juga memarahi orang-orang di dekatnya. Hingga akhirnya Magfira diamankan oleh anggota marinir dan dibawa ke Polresta Bandara Soekarno-Hatta.

Magfira berada di polres hingga kakaknya yang bernama Muhammad Sapril,26, datang menjenguk. Sapril datang langsung dari Makassar, Sulawesi Selatan, untuk mengunjungi Magfira.

Namun, setelah menghampiri tempat tinggal sementara Magfira di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Sapril tidak menemuinya hingga menerima telepon dari polisi tentang kondisi Magfira di Polresta Bandara Soekarno-Hatta. Magfira sendiri yang memberikan nomor telepon Sapril kepada polisi.

Setelah dijemput Sapril, Magfira dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat, untuk diperiksa lebih lanjut. Polisi tidak memproses hukum peristiwa tersebut karena menduga Magfira mengidap gangguan jiwa.

"Itu dugaannya kelainan jiwa, jadi tidak kami proses hukum. Diserahkan ke pihak keluarga," tutur Kasat Reskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Aszhari Kurniawan, secara terpisah.

Selain airsoft gun, polisi juga menemukan sejumlah kartu identitas dan kartu kepemilikan airsoft gun atas nama Supriadi. Kartu identitas yang ditemukan adalah KTP, SIM C, Kartu Tanda Anggota South Sumatera Sniper Airsoft Club, kartu kepemilikan airsoft gun, dan NPWP. Semua nama yang tertera di kartu identitas itu adalah Supriadi, warga Pondok Aren, Tangerang Selatan. Belum diketahui apa hubungan antara Supriadi dengan aksi Magfira di bandara. (merdeka.com)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index