SIAK (RA) - Jiwa enterpreneur alias wirausaha jadi obrolan menarik pada Forum Konsultasi Publik Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) di ruang rapat Raja Indra Pahlawan, Kantor Bupati Siak, pekan kemarin
Pada kesempatan itu Bupati Siak, Drs H Syamsuar MSi mengaku risau dikarenakan jiwa enterpreneur masyarakat Siak masih terlihat lemah. Buktinya, banyak yang lebih memilih jadi pekerja honor di pemerintah ketimbang membuka usaha sendiri. Padahal, Pemkab Siak sudah membuka peluang bagi mereka yang punya jiwa enterpreuner melalui dana desa sebesar Rp500 juta.
Yang mau berusaha kecil-kecilan maupun menengah, boleh meminjam uang tersebut. Saya rasa banyak peluang usaha yang bisa dikembangkan. Kalaupun skill untuk itu belum ada, bisa pelatihan dulu. Kita punya Balai Latihan Kerja di Mempura. Jangan malah jadi honorer, apa lagi honor kontrak yang kapan saja bisa dirumahkan,” kata Syamsuar.
Syamsuar mengatakan, banyak orang yang sudah berubah hidupnya lewat wirausaha. Bahkan sudah ada pula sejumlah pegawai negeri sipil (PNS) yang lebih memilih membuka usaha lantaran hasilnya lebih besar dari gaji PNS.
"Kalau masyarakat Siak sudah mau berwirausaha dan mau ikut pelatihan, ini sudah menjadi tanda bahwa mereka sudah siap secara total menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," ujarnya.
Menghadapi MEA, siap tak siap, tenaga kerja asing dan pengusaha dari negara tetangga ASEAN akan masuk hingga pelosok daerah, menggarap berbagai peluang yang ada. "Jujur, saya tak mau kita jadi penonton di negeri sendiri,” kata Syamsuar.
Dan jika masyarakat Siak sudah punya skill kata Syamsuar, bisa dipastikan mereka akan menjadi bagian penting dari perjalanan bisnis di kawasan Industri Tanjung Buton. “Sudah banyak investor luar dan dalam negeri yang melirik kawasan itu. Insya Allah ini akan jadi peluang bagi anak negeri. Jadi segeralah bekali diri dengan keahlian,” pintanya.
Secara hitung-hitungan angka pengangguran terbuka tahun 2014, Siak masih tergolong daerah nomor dua paling kecil setelah Pelalawan. Hanya berada di angka 3,56 persen. Terpaut jauh dibanding angka pengangguran terbuka di Provinsi Riau yang mencapai 6,56 persen dan nasional 5,94 persen.
Meski angkanya kecil, Syamsuar tak mau anteng-anteng saja. Pada kondisi semacam ini justru dia mau lebih berbegas lagi untuk lebih memperkecil angka tadi. Sebisa mungkin zero. “Kalau angkanya sudah besar, kita akan kelimpungan. Sama kayak memadamkan api, kalau apinya kecil tak sulit memadamkan. Beda kalau sudah besar,” sebutnya.
Upaya untuk lebih memperkecil angka pengangguran tadi kata Syamsuar sudah semakin terbuka. Sebab pemerintah bakal membikin Badan Ekonomi Kreatif. Badan ini sengaja dibikin untuk mendorong dan melahirkan pengusaha muda dan memajukan UMKM (usaha mikro kecil dan menengah).
“Tanggal 15 Maret ini saya diundang Presiden untuk mengikuti pertemuan bersama Bupati dan Walikota membahas Ekonomi Kreatif di Jakarta. Hasil pembahasan nanti akan disosialisasikan pada masyarakat. Mudah-mudahan semakin muncul minat dan semangat masyarakat untuk menjadi pengusaha dan pelaku ekonomi kreatif,” pungkas Syamsuar.
Laporan : JAS