Belanda Ngamanin Menteng dari Banjir tapi Rakyat Dikorbankan

Rabu, 02 Maret 2016 | 14:14:22 WIB
banjir jakarta

JAKARTA (RA) - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku heran dengan masih taat dengan aturan kolonial Belanda yang mengharuskan pintu air di aliran tengah Jakarta tertutup untuk melindungi kawasan elit di Jakarta dari banjir.

"Jadi Belanda ngamanin Menteng, ngamanin area ini (Jalan Medan Merdeka), tapi rakyat dikorbanin," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (2/3/2016).

Buktinya, ketika pintu air di aliran tengah ditutup dan semua beban debit air dari hulu sungai Ciliwung dibebankan ke aliran Barat, tanggul Latuharhari jebol pada tahun 2013 hingga membuat Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu Gubernur DKI tepuk jidat dan Ahok menyebutnya sebagai aksi sabotase.

Saat itu hampir sebagian besar wilayah Jakarta Barat tergenang banjir hingga dampaknya sampai ke Ciledug dan Tangerang. Namun siapa sangka, baru-baru ini aksi penutupan pintu air itu kembali dilakukan.

"Padahal saya sudah suruh buka daru tahun 2014, jangan pernah ditutup, tahun 2015 juga jangan pernah ditutup. Kalau ada banjir berarti dia tutup lagi sekarang. Sekarang alasannya protap Belanda. Emang Belanda negara lu sekarang," imbuh Ahok.

Terlebih sambung, kata dia, kekhawatiran zaman Belanda akan kawasan tengah Jakarta terendam banjir lantaran belum ada waduk Pluit. Ketika waduk Pluit ada dan efektif menampung air dalam debit besar dari hulu sungai Ciliwing, kata Ahok, sudah saatnya aliran air dibagi merata ke 1.086 saluran yang ada di Jakarta.

"Dulu kalau menurut saya, saya juga enggak tahu benar enggak teori saya, Belanda nutupin pintu Manggarai mungkin dia mau ngangkut pasir batu kayu dari Bogor, Depok, Pasar Minggu ke Jakarta pakai transportasi air, makanya dia bilang enggak boleh dibuka," ungkap Ahok. (rimanews)

Terkini

Terpopuler