KAMPAR (RA)- Kalangan eksportir di Riau berencana membuka kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kampar untuk ekspor produk hortikultura khususnya bawang merah dan kemudian menembuskan ke pasar internasional termasuk Singapura.
"Saya mendapat kabar kalau Kampar serius mengembangkan lahan bawang merah. Maka kami siap untuk membantu pasar internasional," kata Ketua Asosiasi Eksportir Indonesia Irhammadi, Senin (10/8) siang.
Irhammadi yang juga selaku Direktur Agro Dumai Sejahtera (ADS) mengatakan, selama ini pihaknya telah membantu pemerintah dan masyarakat petani untuk memasarkan ragam produk pertanian khususnya hortikultura ke luar negeri.
Tidak hanya Singapura, kata dia, pasarnya juga menjangkau berbagai negara lainnya seperti Malaysia dan bahkan Eropa.
Sebelumnya Kabupaten Kampar ditargetkan sebagai daerah sentra komoditas bawang merah di Sumatera pada 2016.
Bupati Kampar Jefry Noer mengungkapkan produksi bawang di Kampar ditargetkan akan terus ditingkatkan seiring jalan dengan berbagai program yang tengah digesa. Ia mengatakan, saat ini Kampar telah memiliki 50 hektare lahan pertanian bawang merah yang tersebar di 200 desa.
"Pemerintah pusat mengatakan Indonesia akan mengimpor bawang. Saya rasa tidak perlu. Karena bawang itu bisa ditanam dimana saja. Kampar sudah bisa memanen bawang setiap bulan bahkan ditanam di lahan gambut," katanya.
Hingga kini, produksi bawang merah di Kampar hanya untuk keperluan dalam wilayah saja. Namun, perlahan akan memperluas pasar komoditas ini ke kabupaten lain hingga ke provinsi tetangga. Jefry optimistis Kampar menjadi sentra komoditas bawang merah di Sumatera pada 2016.
"Kami menerapkannya melalui program Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE). Masyarakat bisa menanam bawang di pekarangan rumah seluas 400 meter. Setiap rumah bisa menghasilkan ratusan kilogram bawang merah di setiap panen. Kita memberlakukan swadaya, panenya bisa kapan saja. Jadi, Kampar mampu memproduksi bawang setiap bulan," katanya. (Dr)