RIAU (RA)- Pemerintah Provinsi Riau menyesalkan terjadinya duel atau perkelahian antara dua pejabat Pemprov Riau yakni Zulfikar selaku Kepala UPT Anjungan Riau Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Alfi Syahrin Kabid promosi dan investasi kantor Badan Penghubung provinsi Riau di Jakarta pada Sabtu (7/3) pagi sekira jam 09.00.
Perkelahian dua pejabat Riau yang dilerai oleh Fadlan yang kini sebagai Kepala Pemasyarakatan itu murni persoalan pribadi dan tak terkait kedinasan.
"Saya sangat menyesalkan sekaligus menyayangkan perkelahian tersebut. Aksi duel tersebut lebih pada soal pribadi. Tak ada masalah kedinasan atau jabatan yang menjadi pemicu perkelahian tersebut," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penghubung Provinsi Riau, Burhanuddin atau yang akrab dipanggil Boy itu, pada Sabtu (7/3) sore setelah meminta keterangan dari Zulfikar.
Usai perkelahian yang berlangsung pada Sabtu (7/3) jam 09.00 wib itu, Boy langsung berkordinasi untuk mencari keterangan dari bawahannya. Boy pun lokasi kejadian pada Sabtu (7/3) sore dan berhasil meminta klarifikasi kepada Zulfikar di Mess Pemda Slipi untuk mencari penyebab terjadinya perkelahian yang tak jauh dari Mess Pemda Riau terletak di Jalan Tali Raya, Slipi, Jakarta Barat.
"Saya baru berhasil menemui satu orang Pak Zulfikar. Karena satu orang lagi Alfi Syahrin langsung ke Pekanbaru untuk urusan dinas pada Senin (9/3) menemui Pak Irfan Has BPMD," katanya.
Boy menyatakan akibat insiden perkelahian tersebut, Zulfikar memperoleh yang memperoleh benturan di bagian kepala langsung ke RS Pelni untuk menjalani pertolongan pertama pada bagian terkena pukulan. "Tak ada luka parah, hanya lecet atau tergores itu biasa. Zulfikar pun sudah melaporkan ke pihak berwajib," katanya.
Boy mengatakan ketiga pejabat tersebut yakni Zulfikar, Alfi Syahrin dan Fadlan merupakan pejabat eselon III yang baru dilantik untuk pengisian jabatan baru sesuai nomenklatur.
Ketiganya juga baru empat hari lalu diberikan pengarahan untuk agar maksimal menjalankan tugas. Pemprov pun berpandangan ketiga pejabat tersebut harus ada tempat tinggal sementara sebelum menjalankan tugasnya.
"Jadi mereka bertiga dititipkan sementara di Mess Pemda Riau di Slipi. Tak mungkin permanen di Slipi, karena mereka nanti juga akan membawa anak dan istri. Zulfikar di belakang, Fadlan dan Alfi Sahrin di depan. Tapi karena soal pribadi masa lalu, timbul perkelahian yang dilerai Fadlan. Masa lalu itu bisa dendam atau apa, bisa banyak masalahnya," kata Boy.
Meski belum berhasil mengorek keterangan Alfi Syahrin karena sudah tidak lagi berada di Jakarta, Boy tetap akan secepatnya meminta keterangan kepada Alfi Syahrin untuk mencari penyebab perkelahian dan mencari solusinya. Bahkan akan mendengarkan kedua pihak di saat bersamaan di kantornya Jalan Otista Raya, Jakarta Timur.
"Jika mereka mau, saya akan panggil keduanya pada saat yang bersamaan untuk dikonfrontasi sekaligus dan memfasilitasi untuk dicarikan penyelesaian secara internal. Ini hari libur, nanti bisa komunikasikan pada hari kerja," kata Boy seraya mengaku tidak nyaman atas aksi perkelahian dua pejabat selevel Kepala Bidang tersebut.
Ditanya menyangkut sanksi bagi keduanya, Boy menegaskan ada aturan yang memayungi disiplin pegawai. Tapi kalau keduanya sepakat berdamai, maka pihaknya tak akan menjatuhkan sanksi. "Kalau sudah berdamai, tidak mungkin dikasih sanksi, kecuali kalau keduanya tetap keukeuh tak mau berdamai, silahkan ambil jalur masing-masing," katanya.
Ditegaskan Boy, rumah dinas di Jakarta untuk pejabat Pemprov Riau hanya satu unit yang diperuntukkan untuk dia selaku Kepala Badan Penghubung Riau. "Tidak ada pejabat lain yang menempati rumah dinas. Jadi mereka berkelahi bukan karena urusan rumah dinas," katanya.
Laporan : romg
Konon kedua pejabat Pemprov Riau yang berkelahi tersebut merupakan musuh bebuyutan dan masih menyimpan luka lama. Ketika masih di Satpol PP Riau, keduanya juga dikabarkan pernah memiliki masalah. Zulfikar sebelum menjadi Kepala UPT di TMII, menjabat Kabid Kemasyarakatan. Sementara Alfi Syahrin sebelumnya Kepala UPT Perkebunan di Dinas Perkebunan.
Berharap Diproses Hukum
Sementara Zulfikar mengaku mengalami luka-luka dan langsung melakukan visum di RS Pelni serta melaporkan Alfi Syahrin ke Polres Jakarta Barat, "Saya sudah melaporkan yang bersangkutan (Alfi Syahrin-red) ke pihak berwajib supaya bisa diproses sesuai hukum yang berlaku atas tindakan pidana yang dilakukan," katanya.
Zulfikar menyatakan dia tak menyangka sama sekali jika harus terjadi kontak fisik dengan Alfi Syahrin saat dia bersama istrinya ingin pergi ke pasar. Setelah diawali adu mulut, perkelahian pun tak terelakkan lagi, "Saya sempat ditanya bahwa saya punya masalah dengan dia yang belum selesai. Saya jawab masalah mana, mari dan di mana kita selesaikan. Tiba-tiba saya langsung dipukul di depan istri dan disaksikan banyak orang," katanya.
Zulfikar menyangkal terjadinya perkelahian itu karena urusan rumah dinas yang berada di belakang Mess Pemda Riau Slipi, yang kini dia tempati. "(Perkelahian-red) tadi lebih kepada persoalan pribadi yang telah berlangsung lama," ujar Zulfikar tanpa menyebut apa persoalan antara dia dengan Alfi Syahrin itu.
Dua hari lalu, Zulfikar mengungkapkan dia diminta untuk meninggalkan rumah yang ditempatinya (rumah dinas) tersebut oleh Alfi Syahrin. Tapi diakuinya, masalah rumah dinas itu hanya titik awal atau pemicu perkelahian.
Zulfikar berharap masalah ini bisa diproses sesuai hukum yang berlaku sebagai pelajaran agar tidak terulang kembali kejadian serupa di kemudian hari. "Saya memperoleh informasi Polres Jakbar telah kordinasi dengan Polresta Pekanbaru untuk menindaklanjuti dan menuntaskan kasus tersebut," katanya.
Laporan : romg