RIAU (RA)- Dengan kondisi harga minyak bumi yang berada dibawah level USD 50/barrel, maka perdagangan seluruh sektor industri melesu tak terkecuali perdagangan CPO dan turunannya.
Disamping harganya yang menurun, dikhawatirkan penurunan yang sesaat ini akan mempengaruhi kebijakan negara untuk mengembangkan biodiesel berbasis CPO. Untuk itu diharapkan dengan harga minyak bumi yang murah jangan sampai mengendurkan semangat kita untuk mengembangkan sektor biodiesel.
Hal itu disampaikan oleh Plt. Kadisbun Riau Drs H Zulher MS saat dihubungi. Zulher menyebutkan bahwa biodiesel merupakan salah satu sumber energi masa depan. dia meyakini harga minyak bumi akan kembali ke harga yang normal.
"Harga minyak bumi yang terus turun tentu akan menjadi berita gembira bagi kita bersama. Tapi jangan sampai kita terlena dan tidak fokus mencari sumber energi alternatif lainnya seperti biodiesel. Sektor perkebunan diyakini menjadi sumber bahan baku utama biodiesel tersebut. Untuk itu kita berharap pemerintah pusat terus fokus untuk mengembangkan biodiesel ini," ungkap Zulher.
Zulher menyatakan bahwa sekarang ini pemerintah sedangkan melakukan percepatan pengembangan biodiesel B10 menjadi B20. Dia secara pribadi mengungkapkan mendukung upaya pemerintah tersebut untuk mengembangakn biodiesel B20 karena ketersediaan bahan baku CPO sangat besar di Indonesia.
Dan juga, biodiesel B20 (20% minyak nabati dan 80% minyak bumi) tidak akan mengganggu sektor pangan dalam negeri maupun kegiatan ekspor CPO. Karena dia memperkirakan seluruh kebun kelapa sawit yang ada di Indonesia berada pada puncak produksi baik itu di Sumatra, Kalimantan maupun Sulawesi.
Apalagi jika sumber bahan baku nabati yang berasal dari subsektor perkebunan selain kelapa sawit terealisasi.
Selain menyebut bahwa minyak bumi dikhawatirkan akan mengganggu pengembangan biodiesel, dia juga menyatakan bahwa turunnya harga minyak bumi turut berimbas terhadap harga Tandan Buah Segar (TBS) akibat perdagangan CPO yang terus berfluktuasi yang besar. Zulher menyebut bahwa lima (5) pekan terakhir harga TBS mengalami fluktuasi yang besar. Penurunan tertinggi hingga mencapai angka Rp 91/kg
yaratan," pintanya.
Laporan : romg