Pedagang Pasar Kodim Protes ke DPRD Pekanbaru

Senin, 26 Januari 2015 | 13:01:23 WIB
Pedagang Pasar Kodim memperlihatkan surat pemberitahuan kenaikan tarif service charger. (riki)

PEKANBARU (RA)- Belasan perwakilan pedagang Pasar Kodim mendatangi Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Senin (26/1/2015), karena sesuai surat pemberitahuan kepada pedagang, DPRD telah menyetujui kenaikan tarif service charge yang membuat para pedagang dirugikan.

"Ini ada tiga surat pemberitahuan dan juga alih fungsi pasar menjadi mall dan hotel. Katanya atas persetujuan pemerintah daerah dan DPRD, maka kita pertanyakan," kata salah seorang pedagang kepada wartawan sebelum menggelar rapat.

Kedatangan pedagang langsung disambut Komisi II dan rapat dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi II Zulfan Hafiz ST. Kepada para anggota DPRD, pedagang menyampaikan keluhannya atas kebijakan manajemen Pasar Kodim yang dikelola oleh The Central dibawah naungan PT Peputra Maha Jaya.

"Kami merasa suasana ini sengaja diciptakan. Pihak pengelola ingin mengusir kita pedagang secara halus. Maka dibuat kebijakan yang tidak memihak kepada pedagang," kata Ketua Forum Pedagang Pasar Kodim DM Siregar yang mewakili 417 pedagang yang ada di pasar tersebut.

Sejak tahun 2006, kata pedagang, Pasar Kodim masuk ke program peremajaan pasar tradisional. Namun saat ini, pasar tersebut tidak jelas lagi jenisnya, karena konsep awal telah dirubah sepihak oleh pengelola menjadi hotel dan mall. Sehingga pedagang kecil yang sejak dulu mencari penghidupan di pasar tersebut terancam disingkirkan.

"Sekarang sejak ada hotel, lahan parkir kita dicaplok pihak hotel. Biaya parkir per jam juga membuat pembeli enggan, sekarang kami jadi sepi pembeli," terang pedagang lainnya Roni yang berjualan emas di kios pasar tersebut.

Kepada DPRD, pedagang meminta agar segera memedasi persoalan tersebut dan tidak memihak kepada pemilik modal besar. Sebab, dalam surat yang pedagang dapatkan, DPRD disebut turut andil menyetujui kenaikan tarif service charge dan sewa kios.

"Kemarin alasan pengelola, kenaikan itu karena harga BBM naik, sekarang tak ada alasan lagi," ulas pedagang.

 

Laporan : riki

 

Terkini

Terpopuler