Semakin Banyak Petani di Riau Jual Lahan dan Kebunnya

Senin, 12 Januari 2015 | 08:34:40 WIB
ilustrasi

RIAU (RA)- Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Drs H Zulher MS meminta kepada petani swadaya bidang perkebunan untuk tidak menjual lahan ataupun kebun yang mereka kuasai kepada pihak lain.

Hal itu disampaikannya Zulher, mengingat sudah banyak laporan dan temuan lapangan yang dia temukan bahwa masyarakat banyak yang menjual lahannya kepada pihak luar.

Menurut Zulher, pada saat ini penguasaan lahan sangat penting bagi petani karena pondasi ekonomi petani rata-rata berada di sektor pengembangan komoditas pertanian.

Dia menyebut, telah sering melakukan peninjauan ke lapangan, banyak petani tersebut yang telah menjual lahan mereka kepada pihak luar. Bahkan, dia menemukan, banyak pihak luar desa yang menguasai lahan pertanian hingga puluhan hektar.

"Ini perlu kami sampaikan karena banyak temuan atau laporan ke kami bahwa petani itu menjual lahan kepada pihak luar. Jika lahan dijual, maka suatu mereka atau anak cucunya akan mencari nafkah dari mana? Harus ada keberanian petani untuk tidak menjual lahan tersebut. Ibarat kata kami, pabrik makanan mudah mencarinya, namun pabrik tanah tidak akan pernah ada lagi. Maka harus hati-hati ke depannya," harap Zulher.

Maraknya penjualan lahan tersebut, diakibatkan oleh meningkatnya kebutuhan petani baik itu yang produktif maupun yang konsumtif.

Apalagi, para petani banyak yang menjual lahan karena mereka tergoda dengan harga tinggi yang ditawarkan oleh orang luar tersebut.

Seperti yang diutarakan oleh Saiful (45) dari Kampar, rata-rata orang di kampungnya menjual lahan karena orang luar menawarkan harga hingga dua kali lipat dari harga pasaran di daerahnya.

"Kebutuhan masyarakat meningkat, sehingga godaan menjual tanah itu sangat besar. Tapi sayang, rata-rata petani menjual lahan itu karena faktor berfoya-foya seperti membeli peralatan rumah tangga, kendaraan untuk anak atau yang lainnya. Dan, di desa kami, sudah susah sekarang ini untuk mencari lahan kosong yang bisa dijual dan harganya pun sangat mahal," ujar Saiful.

Menanggapi faktor kebutuhan sebagai alasannya, Zulher berujar bahwa tidak mesti dengan menjual lahan tersebut jadi solusi. Alangkah lebih bijaknya, katanya, lahan yang ada itu diolah, ditanam menjadi produk yang bernilai tambah.

"Jangan karena ingin membelikan anak kendaraan bermotor dengan dalih membahagiakan anak jadi alasan untuk menjualnya. Olah lahan tersebut maka segala kebutuhan akan bisa terpenuhi. Memang, untuk awal-awalnya semua akan berat namun jika telah berjalan kebutuhan itu pasti akan terpenuhi," terang Zulher member solusi. (rls)

Terkini

Terpopuler