Riauaktual.com - Tenaga pendidik atau dosen di Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Riau menggelar seminar dengan menghadirkan 50 bidan di Kandis, Siak. Seminar bersama itu untuk meningkatkan kewaspadaan dan menangani kehamilan resiko tinggi.
Diketahui, kehamilan risiko tinggi adalah kondisi kehamilan yang bisa mengancam kesehatan dan keselamatan ibu dan janin. Kondisi ini disebabkan karena komplikasi saat kehamilan atau persalinan.
Selain itu, kehamilan resiko tinggi juga bisa disebabkan oleh suatu kondisi medis yang sudah dimiliki ibu sejak sebelum hamil. Hal ini tentunya perlu dicegah dengan cara dan upaya penanganan yang tepat.
Dalam catatan di WHO tahun 2019, angka kematian ibu (AKI) atau maternal mortality ratio tahun 2010- 2017 turun sekitar 38 %. Dalam catatan itu, AKI terjadi sebanyak 94 % di negara berpendapatan rendah hingga menengah.
Khusus untuk di Riau, mayoritas AKI akibat terjadinya pendarahan post partum karena terlambat ditangani dan dirujuk ke rumah sakit.
"Data Depkes menyebut bahwa Indonesia adalah negara kedua dengan AKI tertinggi di ASEAN. Bahkan data SUPAS tahun 2015 menyebutkan AKI terjadi sebanyak 305 per 100.000 per kelahiran hidup," terang Dr. dr. Donel, SpOG (K) sebagai tim koordinator pengabdian dari FK, Senin (8/11/2021).
Akibat resiko tinggi itu, pengetahuan bidan sebagai tenaga kesehatan yang mengenali kehamilan risiko tinggi sangat penting. Hal ini agar dapat dioptimalkan penanganannya, terutama menurunkan angka kematian ibu.
Selanjutnya tim pengabdian KJF Obstetri dan Ginekologi FK UNRI menggelar seminar di Puskesmas Kandis, Kabupaten Siak pada Sabtu (6/11). Temanya yakni 'Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu Melalui Optimalisasi Kemampuan Bidan Mengenali Kehamilan Risiko Tinggi'.
"Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan FK UNRI. Karena pandemi COVID-19, kegiatan dibatasi hanya 50 bidan dan dilaksanakan di ruang terbuka dengan memperhatikan dan mematuhi protokol kesehatan," imbuh Donel yang juga Ketua POGI (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia) cabang Riau.
Donel mengatakan seminar dihadiri bidan yang aktif bekerja dalam menangani ibu hamil. Mereka bekerja di Puskesmas Kandis, bidan praktek mandiri, ataupun bidan swasta yang bekerja pada pabrik atau perusahaan swasta di sekitar Kandis.
Dalam seminar turut dibahas kasus-kasus kehamilan risiko tinggi dan update terkait kasus yang marak terjadi di saat pandemi COVID-19. Termasuk kehamilan dengan plasenta akreta.
"Pada seminar ini, bidan-bidan diberikan informasi yang edukatif mengenai cara mengenali dan cara tatalaksana awal mengenai beberapa kasus kehamilan risiko tinggi sesuai dengan kompetensi bidan," katanya.
Saat seminar berlangsung partisipan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan. Ini terlibat dari banyaknya bidan bertanya ke pemateri.
"Kebanyakan bidan mengajukan pertanyaan berhubungan dengan kasus kehamilan risiko tinggi yang pernah menjadi pengalamannya selama praktek. Kemeriahan ditambah lagi dengan adanya door prize untuk 5 penanya terbaik," kata Donel.