PEKANBARU (RA)- Puluhan tenaga honor Kategori II (K2) Kota Pekanbaru, mengancam tidak akan menyumbangkan suaranya dalam pemilihan umum legislatif 14 April 2014 nanti, alias golput (Golongan Putih). Ancaman ini disampaikan tenaga honorer yang tergabung dalam Forum Komunikasi Tenaga Honorer K2 saat melakukan demo di DPRD Kota Pekanbaru, Selasa (25/2/2014).
"Kami akan golput jika tidak diangkat menjadi PNS tanpa tes sesuai dengan janji presiden dulunya, karena kami sudah masuk database nasional, kenapa kami dites lagi. Kami akan ajak seluruh keluarga kami untuk golput," ungkap Sekretaris Forum M Alamin dalam orasinya.
Aksi ini dijaga ketat aparat kepolisian, karena di DPRD Kota saat itu sedang berlangsung Paripurna Pandangan Umum Fraksi terhadap Rancangan APBD Kota Pekanbaru. Orasi menggunakan pengeras suara pun dibatasi.
Beberapa saat melakukan orasi, beberapa Anggota DPRD dari Komisi III yang membidangi persoalan Tenaga Honor K2 ini keluar dari ruang paripurna untuk menemui massa. Wakil Ketua Komisi III Aprizal DS, mengajak massa untuk berdiskusi di dalam ruangan saja, karena kondisi kabut asap di luar gedung cukup tebal.
Akhirnya 20 orang perwakilan tenaga honor bersama-sama menuju ruang Komisi III untuk berdiskusi. Di dalam ruangan tenaga honor memaparkan permintaan dan data tenaga honor yang perlu diperjuangkan.
Kepada Aprizal DS yang didampingi Ketua Komisi III Muhammad Fadri AR, Sekretaris komisi Ade Rahmad MPd, dan anggota komisi lainnya, para tenaga honorer menyatakan bahwa tuntutannya agar pemerintah segera mengangkat 491 tenaga honor K2 yang belum lulus tes CPNS 2014 nanti.
"Tenaga honor K2 Kota Pekanbaru yang belum lulus itu sebanyak 491 orang. Terdiri dari 300 orang guru, 155 orang tenaga teknis administrasi, dan 36 orang tenaga kesehatan," terang Alamin sebagai juru bicara.
Dengan jumlah tersebut, para tenaga honorer ini sepakat untuk tidak ikut memilih dalam Pemilu Legislatif April ini dan mengajak seluruh keluarganya untuk golput.
"Kami sudah puluhan tahun mengabdi, hitung saja sejak 1998 sampai sekarang masih berstatus tenaga honor, jika tetap ditunda tentu umur kami tak memungkinkan lagi. Makanya kalau kami tidak diterima juga, kami sepakat akan golput," ungkap Nurben Karim, salah seorang tenaga honor sebagai guru agama di SMAN 8 Pekanbaru.
Karena dinilai banyak data siluman yang lulus di Tes CPNS tahun 2014, maka tenaga honor ini menegaskan agar Pemerintah Pusat melalui Kementrian Pemberdayaan Aparatur Negara untuk mengumumkan kembali data tenaga yang tak lulus menjadi CPNS tahun ini juga.
"Kalau data itu hanya input-input tak jelas makanya banyak data siluman yang masuk," tuturnya.
Menyikapi pengaduan masyarakat ini, Aprizal DS mengatakan bahwa pihaknya di Komisi III akan segera mengagendakan untuk melakukan hearing dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD).
"Kita bahas dengan eksekutif, sekko, BKD dan Disdik. Mereka ingin diterima semuanya. Keinginan mereka diangkat K1 dan K2. Tapi keinginan pemerintah melalui tes. Bagi kita, akan kita terima saja dan dibicarakan dengan instansi terkait nantinya," kata Aprizal usai rapat.
Menurut Aprizal, kondisi ini terjadi atas adanya janji politik Presiden Republik Indonesia yang akan mengangkat seluruh tenaga honorer di Indonesia menjadi PNS.
"Penerimaan kemarin dinilai tak transparan. Maka Komisi III besok akan melakukan hearing dengan eksekutif, mana yang lulus dan tidak, nanti terungkap," janjinya.
Setelah puas dengan jawaban DPRD, perwakilan massa memberi pemahaman kepada rekannya yang menunggu di luar gedung. Beberapa saat kemudian massa membubarkan diri dengan tertib.
Laporan: Rrm