Riauaktual.com - Acara peringatan satu tahun Raja Gunung Sahilan HM T Nizar Yang Dipertuan Agung di Desa Sahilan Darussalam Kecamatan Gunung Sahilan, Kampar, Riau berujung maut, Rabu (9/5).
Karena, lelo pusako atau meriam tradisional pecah saat dibunyikan pada pertanda dimulainya acara adat di
Istana Darussalam Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan tersebut.
Akibat insiden itu, satu orang meninggal dunia bernama Ikram (38). Kemudian tiga orang luka berat yakni, Sumanto Rebo (58), Rapika Alni (16) dan Aisyah (12). Sedangkan satu orang korban mengalami luka ringan bernama Sarinah (51).
Kabid Humas Polda Riau, AKBP Sunarto menjelaskan, acara peringatan satu tahun Raja Gunung Sahilan akan dimulai pukul 10.45 WIB.
"Acara diawali dengan ninik mamak diarak dari Desa Gunung Sahilan ke Istana Gunung Sahilan diiringi musik tradisional, gong. Rencananya acara ini juga diadakan tabligh akbar yang menghadirkan Ustadz Abdul Somad. Namun Ustadz Somad batal hadir," kata Sunarto.
Kemudian, sekitar pukul 11.00 WIB rombongan Raja Gunung Sahilan dan Kapolres Kampar AKBP Andri Ananta Yudhistira dan tokoh masyarakat Kabupaten Kampar lainnya tiba di gerbang istana.
Menyambut rombongan datang, salah satu penyelenggara acara, Zailam alias Ilam membunyikan lelo pusako tersebut, sebagai tanda dimulainya acara adat.
"Lelo yang dibunyikan pecah. Serpihannya mengenai warga di lokasi acara. Lima orang jadi korban. Satu orang meninggal dunia," kata Sunarto.
Dia mengatakan, meriam tradisional tersebut dengan panjang 1 meter dan diameter 7 sentimeter.
Akibat dari kejadian itu, lanjut Sunarto, acara peringatan satu tahun Raja Gunung Sahilan dihentikan. Sedangkan korban dievakuasi ke puskesmas.
"Korban yang meninggal dunia mengalami luka di tangan perut. Korban sudah diserahkan ke pihak keluarganya," kata Sunarto. (IG)