Riauaktual.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo (Bamsoet) menganggap pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berapi-api saat menghadiri acara konvensi nasional Galang Kemajuan 2018, di Ballroom Puri Begawan, Bogor, Sabtu, 7 April 2018 hanyalah bentuk klarifikasi atas sejumlah isu yang menyerangnya.
"Ya menurut saya seperti juga para pemimpin yang lain manakala ada infornasi-informasi yang perlu diklarifikasi maka pemimpin tersebut pasti akan menyampaikan klarifikasinya," ujar Bamsoet di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (9/4/2018).
"Itulah yang dilakukan oleh Pak Jokowi karena beliau mungkin mendengar adanya isu-isu tentang hutang yang tinggi, kemudian juga hal-hal lain maka beliau jawab sebagaimana data yang dimiliki oleh beliau dari para pembantunya," lanjutnya.
Politikus Partai Golkar itu menilai wajar bila Jokowi menyampaikan pidatonya dengan penuh emosi untuk menjawab seluruh tudingan negatif yang diarahkannya.
Hal ini menunjukkan Jokowi ingin masyarakat tidak dibuat bingung oleh tudingan-tudingan miring terhadap kinerja-kinerjanya. Mantan Ketua Komisi III itu bahkan tak setuju bila Jokowi mengungkapkan kejengkelannya.
"Ya menurut saya yang disampaikan oleh presiden bukan kejengkelan tetapi sebuah klarifikasi," jelasnya.
Sebelumnya, saat menghadiri acara konvensi nasional Galang Kemajuan 2018, di Ballroom Puri Begawan, Bogor, Sabtu, 7 April 2018, Jokowi menjawab dengan penuh emosi berbagai isu yang menyerangnya.
Seperti isu Gerakan #2019GantiPresiden yang masif digemakan PKS turut ditanggapi Jokowi. Dia bahkan menyindir bahwa kaus dan gelang tak bisa mengganti presiden.
"Sekarang isunya ganti lagi, isu kaus. #GantiPresiden2019 pakai kaus. Masak kaus bisa ganti presiden? Yang bisa ganti presiden itu rakyat," kata Jokowi.
Tak hanya itu, Jokowi juga bicara soal utang negara selama dia menjabat sebagai Presiden RI. Jokowi menjelaskan jika sejak dirinya dilantik utang negara sudah Rp 2.700 triliun dan ditambah bunga, sehingga terus membengkak tiap tahunnya.
Jokowi juga mengklarifikasi soal tudingan antek asing dan PKI yang dialamatkan kepadanya. Dia juga menanggapi soal pernyataan Ketum Gerindra Prabowo Subianto soal Indonesia bubar pada 2030.
Menurut Jokowi ia menginginkan adanya pemikiran yang optimis untuk menjadikan negara ini lebih besar. Ia pun tidak percaya dengan adanya isu Indonesia akan bubar pada 2030 mendatang.
"Kita harus tahan uji, tahan banting, harus kerja keras dan berusaha. Jangan berbicara pesimis 2030 bubar. Pemimpin harus memberikan optimisme kepada rakyatnya. Pemimpin harus memberikan semangat, meskipun tantangannya berat," tegas Jokowi. (Wan)
Sumber: okezone.com