Riauaktual.com - Menyebut nama calon Gubernur Riau, Syamsuar, di benak sejumlah masyarakat terbayang suksesnya dia memimpin Kabupaten Siak dalam berbagai prestasi dan pembangunan.
Tak hanya itu, bapak tiga anak ini juga dikenal sederhana dan bersahaja, serta jauh dari glamor seorang kepala daerah yang kemana saja selalu dikawal sehingga masyarakat yang ingin bertemu, sekedar untuk bersalaman saja sudah.
Keinginan Syamsuar tetaplah Syamsuar, disampaikan oleh Dwi Atmanto, tokoh masyarakat Jawa Desa Bermandiangin, Kecamatan Minas, ketika pasangan calon nomor urut 1 ini menggelar kampanye dialogis, Senin (2/4/2018) malam.
“Kami siap memenangkan Pak Syamsuar menjadi Gubernur Riau, kalau sudah jadi gubernur jangan lupakan kami. Kami tau, sebagai Bupati Siak Pak Syamsuar orangnya baik dan peduli dengan masyarakat,” kata Dwi Atmanto.
“Kalau saya jadi Gubernur Riau nantinya, Insya Allah saya tidak akan berubah. Sama seperti menjadi Bupati Siak. Tidak akan ada pengawalan dari Satpol PP,” kata Syamsuar, seraya menyebutkan ini janjinya.
Pada kesempatan kampanye dialogis itu, Syamsuar menyebutkan, setelah dia melakukan kunjungan ke seluruh daerah yang ada di Riau, maka patut disyukuri karena ternyata Kabupaten Siak lebih maju lagi dari daerah lain.
Pesan Syamsuar kepada masyarakat Desa Mandiangin, tolong jaga Pilkada Riau ini agar berjalan aman, jujur, dan adil.
“Awasi politik uang, karena hal ini merusak demokrasi dan yang akan rugi masyarakat itu sendiri,” ucap Syamsuar.
Terkait aspirasi masyarakat Mandiangin yang meminta berdirinya SMA di tempat mereka, Syamsuar menyebutkan, dari sekarang siapkan lahannya.
“Lahan hibah dari masyarakat sudah ada,” kata Dwi Atmanto menyeletup di tengah orasi politik Syamsuar.
“Kalau begitu, menangkan saya jadi Gubernur Riau. Soalnya, saat ini kewenangan untuk SMA dan sekolah sederajatnya ada pada pemerintah provinsi,” kata Syamsuar.
Begitu juga soal Hak Kepemilikan (HK), kata Syamsuar. Jika dia jadi Gubernur Riau tentu masalah ini selesai sama dia. Sebab, hal ini juga merupakan kewenangan gubernur.
“Kalau sayo tak jadi gubernur, persoalan pembangunan SMA dan HK tak bisa sayo selesaikan, itu kewenangan gubenur,” ucap Syamsuar dengan logak Melayu Siak-nya. (*)