PEKANBARU, RiauAktual.com - Rabu pagi ini (10/4/2013), Kantor Walikota Pekanbaru didemo oleh dua unsur. Waktu demo kedua unsur tersebut hanya tempo setengah jam. Demo pertama dibuka oleh Aliansi BEM se Riau pukul 09.30 WIB.
Demo yang menuntut 9 item ini berlangsung sekitar 20 menit. Ardi Amsyar Koordinator Lapangan BEM se Riau menyatakan tuntutan mereka terhadap komitment pemerintah mensukseskan program pendidikan 9 tahun, bebas dari pungutan, pemerataan sarana dan prasaran, termasuk mengoptimalkan tenaga pengajar.
Dalam orasinya mereka juga meyisipkan komitment pemerintah dalam menyelesaikan kasus korupsi PON, menjaga pemilukada bebas dari praktek uang. "Kami menolak money politik dalam pilgubri 2013," teriak Ardi.
Berselang 15 menit, muncul Demo kedua, yang digelar Dewan Pimpinan Kota Serikat Rakyat Miskin Indonesia (DPK-SRMI) Pekanbaru, kali ini cukup unik. Selain lebih kalem juga waktu demo yang digelar cukup hanya 10 menit.
Demo yang diikuti oleh 30 orang yang terdiri dari Pria, Wanita dan anak-anak ini setelah menyebarkan selebaran, berorasi 5 menit langsung membubarkan diri menuju institusi lainnya yakni Ke Gedung DPRD Kota Pekanbaru.
Dalam orasi singkatnya, Ketua SRMI Antoni Fitra, menuntut 4 item, antaranya revisi kembali perda no. 5 tahun 2002, karena tidak layak untuk dijadikan acuan. SRMI minta diizinkan berjualan di Jalan Cut Nyak Dien, hingga ada tempat yang layak. Kemudian SRMI juga menegaskan tidak akan bersedia dipindahkan sebelum ada kejelasan lokasi pemindahan. Terakhir SRMI menuntut Walikota Pekanbaru memenuhi janjinya untuk mensejahterakan masytarakat Pekanbaru.
"Alasan pemerintah menggusur pedagang tradisional dan kecil tidak rasional, hanya sekedar untuk mendapatkan penghargaan Adipura belaka, kita dianggap penyebab kotornya Kota Pekanbaru," teriak Antoni disambut teriakan masa RSMI.
Demo yang tidak disambut oleh pejabat Pemko ini hanya dikawal 20-an petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kota Pekanbaru dan beberapa orang polisi dari Polresta Pekanbaru, setelah usai, satuan membubarkan diri.
Laporan: VR
Editor: Riki